work in progress

Memahami Work in Progress (WIP): Definisi, Peran dalam Produksi, dan Strategi Optimalisasi

Work in Progress (WIP) atau sering disebut juga sebagai Work in Process adalah istilah yang merujuk pada barang atau produk yang sedang dalam tahap produksi namun belum menjadi barang jadi. Dalam konteks manajemen persediaan, WIP mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang telah dikeluarkan hingga tahap tertentu dalam proses produksi. Memahami konsep WIP sangat penting bagi produsen, karena dapat mempengaruhi perhitungan biaya produksi, pengendalian stok, dan kesehatan finansial perusahaan.

Pengelolaan WIP yang efektif tidak hanya membantu mengurangi biaya produksi, tetapi juga mempercepat aliran kas dan meningkatkan efisiensi operasional. Sebaliknya, WIP yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan adanya hambatan dalam proses produksi, seperti bottleneck atau inefisiensi dalam inventory management. Oleh karena itu, memahami cara mengelola WIP secara optimal menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga produktivitas dan profitabilitas perusahaan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian WIP, perbedaannya dengan bahan baku dan barang jadi, hingga strategi optimalisasi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dengan memahami WIP secara menyeluruh, diharapkan produsen dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam mengelola proses produksi dan persediaan mereka.

Selanjutnya, mari kita mulai dengan memahami perbedaan antara WIP, bahan baku, dan barang jadi.

Perbedaan antara WIP, Bahan Baku, dan Barang Jadi

Untuk memahami pengelolaan persediaan secara menyeluruh, penting untuk mengetahui perbedaan antara Work in Progress (WIP), bahan baku, dan barang jadi. Ketiga komponen ini memiliki peran dan karakteristik yang berbeda dalam proses produksi, yang memengaruhi perhitungan biaya serta manajemen stok.

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah material dasar yang belum mengalami proses produksi apa pun. Contohnya, kain untuk industri garmen atau bijih besi untuk pabrik baja. Biaya yang terkait dengan bahan baku biasanya meliputi harga pembelian dan biaya pengiriman, tetapi belum termasuk tenaga kerja atau biaya produksi lainnya. Bahan baku menjadi awal dari siklus produksi sebelum masuk ke tahap WIP.

2. Work in Progress (WIP)

WIP merujuk pada barang yang sudah mulai diproses tetapi belum selesai menjadi barang jadi. Pada tahap ini, biaya yang terkait sudah mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang telah dikeluarkan untuk memproses barang hingga titik tertentu. Sebagai contoh, dalam industri otomotif, bodi mobil yang sudah dipasang beberapa komponen namun belum dirakit sepenuhnya tergolong sebagai WIP. Pengelolaan WIP yang buruk dapat menyebabkan penumpukan stok dan biaya produksi yang tidak efisien.

3. Barang Jadi

Barang jadi adalah produk yang telah melewati seluruh proses produksi dan siap untuk dijual atau didistribusikan. Biayanya meliputi seluruh komponen biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Contoh barang jadi bisa berupa sepeda yang telah dirakit sepenuhnya atau pakaian yang siap dijual di toko. Efisiensi pengelolaan barang jadi sangat penting untuk mempercepat perputaran persediaan dan meningkatkan aliran kas.

Perbedaan Utama

  • Tahap Produksi: Bahan baku berada di awal, WIP dalam proses, dan barang jadi di akhir.
  • Biaya: Bahan baku hanya mencakup harga beli, WIP mencakup bahan baku plus tenaga kerja dan overhead sebagian, sedangkan barang jadi mencakup seluruh biaya produksi.
  • Tujuan: Bahan baku untuk dimulai produksi, WIP untuk diproses lebih lanjut, dan barang jadi untuk dijual.

Memahami perbedaan ini membantu produsen dalam merencanakan pengadaan dan pengelolaan persediaan secara lebih efektif. Selanjutnya, kita akan membahas pentingnya mengelola WIP bagi produsen.

Pentingnya Mengelola WIP bagi Produsen

Pengelolaan Work in Progress (WIP) yang efektif sangat krusial bagi produsen untuk menjaga efisiensi produksi dan kesehatan finansial perusahaan. WIP yang terlalu tinggi bisa menjadi indikasi adanya masalah dalam proses produksi, seperti bottleneck, inefisiensi, atau perencanaan persediaan yang kurang optimal. Sebaliknya, WIP yang terlalu rendah bisa menghambat kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar secara cepat. Oleh karena itu, keseimbangan yang tepat dalam mengelola WIP dapat memberikan berbagai manfaat bagi produsen.

1. Optimalisasi Biaya Produksi

Pengelolaan WIP yang baik membantu produsen mengendalikan biaya produksi secara lebih efisien. Dengan memantau WIP secara berkala, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan, baik dalam hal material, tenaga kerja, maupun waktu. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan produksi sesuai permintaan tanpa harus menanggung biaya persediaan yang berlebihan.

2. Meningkatkan Aliran Kas

WIP yang terkelola dengan baik memungkinkan barang bergerak lebih cepat dari tahap produksi ke tahap barang jadi, yang pada akhirnya mempercepat proses penjualan dan penerimaan kas. Sebaliknya, WIP yang menumpuk bisa memperlambat perputaran persediaan dan menyebabkan modal terjebak dalam bentuk barang setengah jadi. Dengan demikian, pengelolaan WIP yang efisien dapat membantu memperbaiki likuiditas perusahaan.

3. Mencegah Bottleneck dan Efisiensi Produksi

Bottleneck dalam proses produksi sering kali muncul akibat ketidakseimbangan WIP di berbagai tahap produksi. Dengan memantau dan mengelola WIP, produsen dapat mengidentifikasi titik-titik kemacetan dan melakukan penyesuaian, seperti menambah kapasitas di lini produksi tertentu atau memperbaiki proses yang lambat. Ini membantu menjaga kelancaran produksi secara keseluruhan.

4. Mendukung Perencanaan Produksi yang Lebih Akurat

WIP yang terstruktur dengan baik memberikan data yang lebih akurat untuk perencanaan produksi di masa depan. Produsen dapat menganalisis tren permintaan dan menyesuaikan jumlah WIP untuk menghindari kekurangan atau kelebihan produksi. Data ini juga membantu dalam merencanakan kebutuhan bahan baku dan tenaga kerja secara lebih presisi.

5. Mengurangi Risiko Kerugian Akibat Barang Kadaluarsa atau Rusak

Dalam industri dengan masa simpan produk yang terbatas, seperti makanan atau farmasi, WIP yang terlalu lama bisa menyebabkan kerugian akibat barang kadaluarsa atau rusak sebelum menjadi barang jadi. Pengelolaan WIP yang baik memastikan bahwa barang setengah jadi dapat diproses menjadi barang jadi dengan cepat, mengurangi risiko kerugian akibat penurunan kualitas produk.

Dengan memahami pentingnya mengelola WIP secara optimal, produsen dapat meningkatkan efisiensi produksi, memperkuat arus kas, dan memaksimalkan keuntungan. Selanjutnya, kita akan membahas contoh penerapan WIP dalam berbagai industri untuk memberikan gambaran yang lebih konkret.

Contoh Penerapan WIP dalam Berbagai Industri

Pengelolaan Work in Progress (WIP) memiliki peran yang berbeda di setiap industri, tergantung pada karakteristik produksi dan jenis produk yang dihasilkan. Dengan memahami penerapan WIP dalam berbagai sektor, produsen dapat mengadopsi strategi yang lebih tepat untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi. Berikut adalah beberapa contoh penerapan WIP dalam berbagai industri:

1. Industri Manufaktur Otomotif

Dalam industri otomotif, WIP mencakup kendaraan yang sedang dirakit namun belum sepenuhnya selesai. Misalnya, bodi mobil yang telah dipasang mesin namun masih menunggu pemasangan interior dan pengecatan termasuk dalam kategori WIP. Pengelolaan WIP yang baik dalam industri ini melibatkan koordinasi antara berbagai lini produksi, seperti perakitan mesin, pengecatan, dan pemasangan aksesoris. Strategi seperti just-in-time (JIT) sering digunakan untuk menjaga agar jumlah WIP tetap optimal, mengurangi biaya penyimpanan, dan mempercepat proses produksi.

2. Industri Makanan dan Minuman

Di sektor makanan dan minuman, WIP merujuk pada produk yang sedang dalam proses pengolahan tetapi belum dikemas atau siap dijual. Misalnya, adonan roti yang sedang dipanggang atau susu yang dalam proses pasteurisasi. Mengingat sifat produk yang mudah rusak, pengelolaan WIP yang cepat dan efisien sangat penting untuk menjaga kualitas dan meminimalkan risiko produk kadaluarsa. Banyak perusahaan makanan menerapkan batch production untuk memastikan WIP bergerak cepat menuju tahap barang jadi.

3. Industri Konstruksi

Dalam industri konstruksi, WIP mencakup proyek yang sedang berjalan tetapi belum rampung, seperti bangunan yang telah selesai pondasi dan sebagian struktur, namun masih membutuhkan pekerjaan finishing dan instalasi sistem. Pengelolaan WIP di sini melibatkan pemantauan biaya material, tenaga kerja, dan progres proyek secara berkala. Software konstruksi sering digunakan untuk membantu mengelola WIP dengan lebih baik melalui fitur pelacakan biaya dan jadwal proyek.

4. Industri Farmasi

WIP dalam industri farmasi mencakup obat yang sedang dalam proses produksi tetapi belum selesai tahap pengemasan atau pengujian kualitas. Karena regulasi yang ketat dan risiko kerusakan produk, pengelolaan WIP di sektor ini sangat kritis. Produsen farmasi biasanya menerapkan metode first-in, first-out (FIFO) untuk memastikan bahan aktif dan obat setengah jadi segera diproses menjadi barang jadi tanpa melewati masa simpan optimal.

5. Industri Teknologi dan Elektronik

Di industri teknologi dan elektronik, WIP mencakup perangkat keras yang sedang dirakit, seperti komputer atau smartphone, yang belum diuji atau dikemas. Pengelolaan WIP yang efektif membantu perusahaan teknologi mempercepat waktu pemasaran produk baru. Sistem otomasi industri dan analisis data real-time sering digunakan untuk memantau WIP dan mengoptimalkan alur produksi, sehingga meminimalkan risiko penumpukan stok komponen.

Dari berbagai contoh di atas, terlihat bahwa pengelolaan WIP sangat tergantung pada karakteristik produksi dan kebutuhan spesifik setiap industri. Strategi seperti JIT, FIFO, dan otomatisasi terbukti efektif untuk mengurangi biaya dan mempercepat aliran produksi. Selanjutnya, kita akan membahas strategi optimalisasi WIP untuk membantu produsen meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan.

Cara Menghitung Persediaan WIP

Menghitung persediaan Work in Progress (WIP) secara akurat sangat penting bagi produsen untuk memahami biaya produksi yang sedang berjalan dan mengelola anggaran dengan lebih efektif. Persediaan WIP mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang telah dikeluarkan untuk barang setengah jadi. Berikut adalah langkah-langkah dan rumus untuk menghitung persediaan WIP:

1. Mengumpulkan Data Biaya yang Diperlukan

Sebelum melakukan perhitungan, ada beberapa data biaya yang harus disiapkan, yaitu:

  • WIP Awal: Nilai persediaan WIP pada awal periode akuntansi.
  • Biaya Produksi: Termasuk biaya bahan baku yang digunakan, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik selama periode tersebut.
  • Barang Jadi: Nilai barang yang telah selesai diproduksi dan dipindahkan dari WIP ke persediaan barang jadi.

2. Rumus Menghitung Persediaan WIP

Setelah data terkumpul, persediaan WIP dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

WIP Akhir = WIP Awal + Biaya Produksi Selama Periode − Barang Jadi

3. Contoh Perhitungan WIP

Misalkan sebuah perusahaan memiliki data sebagai berikut untuk periode bulan Januari:

  • WIP Awal: Rp 50.000.000
  • Biaya Produksi: Rp 150.000.000 (termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead)
  • Barang Jadi: Rp 120.000.000

Menggunakan rumus di atas, perhitungannya menjadi:

WIP Akhir = 50.000.000 + 150.000.000 − 120.000.000 = Rp80.000.000

Hasil ini menunjukkan bahwa pada akhir Januari, perusahaan memiliki persediaan WIP senilai Rp 80.000.000.

4. Analisis Hasil Perhitungan

  • Jika WIP Terlalu Tinggi: Bisa menunjukkan adanya bottleneck dalam produksi atau kelebihan bahan baku yang belum terproses.
  • Jika WIP Terlalu Rendah: Bisa berarti proses produksi sangat efisien, namun juga bisa menjadi indikasi kekurangan stok bahan baku atau masalah dalam perencanaan produksi.

5. Tips Mengelola Persediaan WIP

  • Automasi Proses Produksi: Menggunakan software ERP untuk memantau biaya dan status WIP secara real-time.
  • Just-in-Time (JIT): Mengurangi jumlah WIP dengan hanya memproduksi barang sesuai permintaan.
  • Analisis Data Berkala: Melakukan evaluasi rutin terhadap biaya WIP untuk menemukan potensi efisiensi.

Dengan memahami cara menghitung dan menganalisis persediaan WIP, produsen dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan persediaan. Selanjutnya, kita akan membahas strategi optimalisasi WIP untuk meningkatkan efisiensi produksi.

Strategi Optimalisasi Manajemen WIP

Mengelola Work in Progress (WIP) secara efektif sangat penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya operasional. WIP yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penumpukan persediaan, peningkatan biaya penyimpanan, dan perlambatan aliran produksi. Oleh karena itu, produsen perlu menerapkan strategi optimalisasi yang tepat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengelola WIP secara optimal:

1. Menerapkan Metode Just-in-Time (JIT)

Metode JIT bertujuan untuk meminimalkan jumlah WIP dengan hanya memproduksi barang saat ada permintaan. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan mengurangi biaya penyimpanan dan mempercepat waktu produksi. Kunci keberhasilan JIT terletak pada koordinasi yang baik antara pemasok dan lini produksi agar bahan baku tiba tepat waktu. Misalnya, dalam industri otomotif, pabrik sering kali hanya menyimpan komponen yang cukup untuk produksi sehari atau beberapa jam ke depan.

2. Menggunakan Sistem Kanban

Kanban adalah metode visual yang digunakan untuk mengendalikan arus produksi dan mengurangi WIP. Dengan menggunakan kartu atau sistem digital, Kanban membantu produsen mengidentifikasi kapan suatu proses perlu mulai atau berhenti. Setiap kartu Kanban mewakili jumlah tertentu dari pekerjaan yang harus diproses, memastikan bahwa tidak ada penumpukan yang berlebihan pada setiap tahap produksi. Pendekatan ini cocok diterapkan di berbagai industri, seperti manufaktur elektronik dan makanan.

3. Penerapan Lean Manufacturing

Lean Manufacturing fokus pada pengurangan pemborosan (waste) dalam proses produksi, termasuk pemborosan waktu dan persediaan WIP. Dengan melakukan analisis mendalam terhadap setiap tahap produksi, produsen dapat menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Misalnya, mempercepat proses pengujian produk atau mengurangi waktu tunggu antar tahapan produksi. Lean juga mendorong perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk menjaga efisiensi jangka panjang.

4. Mengintegrasikan Software ERP

Penggunaan software ERP manufaktur memungkinkan perusahaan memantau status WIP secara real-time, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang telah dikeluarkan. ERP juga mempermudah perencanaan produksi berdasarkan permintaan pasar yang sebenarnya, sehingga mencegah terjadinya kelebihan WIP.

Beberapa ERP populer yang dapat membantu dalam pengelolaan WIP adalah SAP Business One dan Acumatica. Dengan ERP, produsen dapat mengoptimalkan jadwal produksi, mengelola persediaan secara otomatis, dan menghasilkan laporan analitik untuk pengambilan keputusan.

5. Penerapan Batch Production yang Efisien

Produksi dalam batch memungkinkan perusahaan menghasilkan produk dalam jumlah tertentu sebelum beralih ke batch berikutnya. Strategi ini efektif untuk mengendalikan WIP dengan memastikan setiap batch diproses sepenuhnya sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya. Misalnya, perusahaan farmasi sering menggunakan batch production untuk memastikan kualitas produk terjaga sambil mengelola WIP dengan lebih baik.

6. Menerapkan Analisis Bottleneck

Identifikasi dan pengelolaan bottleneck (titik kemacetan) dalam proses produksi merupakan langkah penting untuk mengoptimalkan WIP. Dengan menganalisis tahapan produksi yang memperlambat aliran barang setengah jadi, perusahaan dapat melakukan penyesuaian, seperti menambah kapasitas mesin atau tenaga kerja di area tersebut. Mengurangi bottleneck secara langsung akan mempercepat pergerakan WIP menuju barang jadi.

7. Melakukan Audit WIP Secara Berkala

Audit rutin terhadap persediaan WIP membantu mengidentifikasi produk setengah jadi yang bergerak lambat atau mandek di gudang. Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil tindakan, seperti diskon untuk produk yang hampir kadaluarsa atau pengalihan sumber daya ke lini produksi yang lebih prioritas. Audit juga membantu memastikan data persediaan yang akurat dalam sistem ERP.

Strategi optimalisasi WIP yang efektif membutuhkan kombinasi antara teknologi, metode produksi yang efisien, dan analisis data yang akurat. Dengan menerapkan metode seperti JIT, Lean, dan integrasi ERP, produsen dapat mengurangi biaya produksi, mempercepat waktu siklus, dan meningkatkan profitabilitas. Selanjutnya, kita akan membahas tantangan yang sering dihadapi dalam mengelola WIP dan bagaimana cara mengatasinya.

Tantangan dalam Mengelola WIP dan Cara Mengatasinya

Meskipun strategi optimalisasi Work in Progress (WIP) dapat meningkatkan efisiensi produksi, produsen sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam penerapannya. Tantangan ini bisa berasal dari faktor internal seperti keterbatasan kapasitas produksi hingga faktor eksternal seperti fluktuasi permintaan pasar. Berikut adalah beberapa tantangan umum dalam mengelola WIP serta solusi yang dapat diterapkan:

1. Ketidakpastian Permintaan Pasar

Tantangan: Fluktuasi permintaan yang sulit diprediksi seringkali menyebabkan produsen menyimpan WIP berlebih sebagai cadangan, yang justru meningkatkan biaya penyimpanan dan risiko barang kedaluwarsa.

Solusi:

  • Forecasting Berbasis Data: Menggunakan analisis tren dan software ERP untuk memprediksi permintaan secara lebih akurat.
  • Produksi Fleksibel: Menerapkan sistem produksi yang fleksibel untuk menyesuaikan volume WIP berdasarkan perubahan permintaan.

2. Bottleneck dalam Proses Produksi

Tantangan: Adanya bottleneck pada salah satu tahap produksi menyebabkan penumpukan WIP di area tertentu, memperlambat aliran barang menuju tahap berikutnya.

Solusi:

  • Analisis Kapasitas: Melakukan analisis kapasitas secara berkala untuk mengidentifikasi titik kemacetan.
  • Optimasi Sumber Daya: Menambah kapasitas mesin atau tenaga kerja di titik bottleneck serta melakukan pelatihan karyawan untuk meningkatkan efisiensi.

3. Kesalahan dalam Perencanaan Produksi

Tantangan: Perencanaan yang tidak akurat, seperti penjadwalan produksi yang tidak sinkron dengan ketersediaan bahan baku, dapat menyebabkan WIP terhenti di tengah proses.

Solusi:

  • Integrasi ERP: Menggunakan ERP untuk sinkronisasi data antara divisi produksi, pembelian, dan gudang secara real-time.
  • Menerapkan MRP (Material Requirements Planning): Sistem MRP membantu merencanakan kebutuhan bahan baku sesuai jadwal produksi yang tepat.

4. Keterbatasan Kapasitas Penyimpanan

Tantangan: WIP yang menumpuk memerlukan ruang penyimpanan tambahan yang meningkatkan biaya operasional dan risiko kerusakan barang.

Solusi:

  • Just-in-Time (JIT): Mengurangi WIP dengan hanya memproduksi barang sesuai permintaan aktual.
  • Optimasi Layout Gudang: Mengatur layout gudang agar aliran WIP lebih efisien dan meminimalkan waktu pencarian barang.

5. Kesalahan dalam Pencatatan WIP

Tantangan: Kesalahan pencatatan WIP, baik secara manual maupun digital, dapat mengakibatkan laporan keuangan yang tidak akurat dan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Solusi:

  • Otomatisasi Pencatatan: Memanfaatkan barcode atau RFID yang terintegrasi dengan ERP untuk pencatatan WIP secara otomatis dan akurat.
  • Audit Berkala: Melakukan audit internal secara rutin untuk memastikan kesesuaian data WIP dengan kondisi sebenarnya.

6. Biaya Produksi yang Tidak Terduga

Tantangan: Biaya tambahan seperti kerusakan bahan baku atau perbaikan mesin yang mendadak dapat meningkatkan nilai WIP tanpa perencanaan sebelumnya.

Solusi:

  • Kontinjensi Biaya: Menyisihkan anggaran darurat untuk menutupi biaya tak terduga.
  • Pemeliharaan Preventif: Melakukan pemeliharaan berkala pada mesin produksi untuk mengurangi risiko kerusakan mendadak.

Mengatasi tantangan dalam mengelola WIP membutuhkan kombinasi antara teknologi, perencanaan yang matang, dan monitoring secara berkala. Dengan solusi seperti integrasi ERP, analisis bottleneck, dan otomatisasi pencatatan, produsen dapat mengurangi risiko penumpukan WIP dan menjaga efisiensi produksi. Selanjutnya, kita akan masuk ke bagian kesimpulan untuk merangkum poin-poin penting terkait pengelolaan WIP.

Kesimpulan

Pengelolaan Work in Progress (WIP) yang efektif memiliki peran penting dalam menjaga efisiensi produksi, menekan biaya operasional, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dengan memahami perbedaan antara WIP, bahan baku, dan barang jadi serta menerapkan strategi optimalisasi seperti Just-in-Time (JIT), Lean Manufacturing, dan sistem Kanban, produsen dapat menghindari penumpukan persediaan dan mempercepat aliran produksi. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam manajemen WIP, mulai dari bottleneck hingga fluktuasi permintaan pasar, melalui integrasi teknologi dan perencanaan yang tepat.

Salah satu solusi terbaik untuk mengoptimalkan pengelolaan WIP adalah dengan mengimplementasikan software ERP yang terintegrasi dengan sistem manajemen persediaan (Inventory Management System). ERP seperti SAP Business One dan Acumatica memungkinkan perusahaan memantau status WIP secara real-time, mengelola perencanaan produksi, dan memastikan ketersediaan bahan baku yang akurat. Dengan fitur otomatisasi, ERP dapat mempercepat proses pencatatan WIP, menghasilkan laporan analitik mendetail, dan memberikan visibilitas menyeluruh terhadap setiap tahap produksi. Integrasi ini mempermudah perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih tepat waktu dan berdasarkan data yang akurat.

Jika Anda tertarik untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan WIP di perusahaan Anda, sekarang saatnya mencoba demo gratis software ERP dari Think Tank Solusindo seperti SAP Business One atau Acumatica. Dengan demo ini, Anda dapat merasakan langsung bagaimana fitur-fitur ERP membantu dalam memantau WIP, merencanakan produksi, dan mengelola persediaan secara efisien.

Jadwalkan demo gratis software ERP Anda sekarang dengan menghubungi tim konsultan Think Tank melalui WhatsApp atau email. Tim profesional kami siap membantu Anda menemukan solusi ERP yang paling sesuai untuk kebutuhan bisnis Anda.

📩 Hubungi Kami Sekarang!
📱 WhatsApp: +62 857-1434-5189
📧 Email: info@8thinktank.com
🆓 Coba Demo Gratis: Klik di sini

Optimalkan pengelolaan WIP dan tingkatkan produktivitas bisnis Anda bersama Think Tank Solusindo! 🚀

https://8thinktank.com
Kami mulai dari beberapa orang yang memiliki semangat dalam membangun perangkat lunak, kemudian kami berkembang menjadi tim yang berfokus pada implementasi perangkat lunak di perusahaan konsultan TI, di mana kami berfokus membantu pelanggan kami mengimplementasikan solusi perangkat lunak terbaik di pasar untuk membantu bisnis mereka mencapai tujuan mereka.