COGS

Cost of Goods Sold (COGS): Pengertian, Cara Hitung, dan Pentingnya bagi Bisnis

Cost of Goods Sold (COGS) adalah total biaya langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual dalam suatu periode tertentu. COGS mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi yang berhubungan langsung dengan proses pembuatan barang. Dalam laporan keuangan, COGS dicantumkan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang dari pendapatan penjualan untuk menentukan laba kotor perusahaan.

COGS sangat penting bagi bisnis karena mempengaruhi profitabilitas dan strategi penetapan harga. Jika COGS terlalu tinggi, maka margin keuntungan perusahaan akan lebih kecil, sehingga perlu ada pengelolaan yang efisien dalam proses produksi. Sebaliknya, jika COGS bisa dikendalikan dengan baik tanpa mengorbankan kualitas produk, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dan daya saingnya di pasar.

Dalam akuntansi, perhitungan COGS juga mengikuti metode pencatatan persediaan yang digunakan perusahaan, seperti FIFO (First In, First Out), FEFO (First Expiry, First Out), atau metode rata-rata tertimbang. Metode ini mempengaruhi nilai persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, terutama dalam kondisi harga bahan baku yang berfluktuasi.

Secara umum, semakin efektif suatu bisnis dalam mengelola COGS, semakin baik pula performa keuangan yang dapat dicapai. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang komponen dan cara menghitung COGS sangat penting bagi pemilik bisnis maupun tim keuangan dalam menyusun strategi bisnis yang optimal.

Komponen-Komponen Cost of Goods Sold (COGS)

COGS terdiri dari berbagai elemen biaya yang secara langsung berkontribusi pada proses produksi barang atau jasa. Memahami komponen-komponen ini penting bagi bisnis untuk mengontrol biaya dan meningkatkan efisiensi produksi. Berikut adalah tiga komponen utama dalam COGS:

1. Biaya Bahan Baku (Raw Material Costs)

Biaya bahan baku mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan mentah yang digunakan dalam produksi. Bahan baku ini dapat berupa bahan utama yang langsung digunakan dalam produk akhir maupun bahan pendukung yang dibutuhkan dalam proses produksi.

Contohnya, dalam industri manufaktur pakaian, bahan baku utama adalah kain, benang, dan kancing. Sementara itu, dalam industri makanan, bahan baku bisa berupa tepung, gula, atau minyak. Biaya bahan baku dapat berfluktuasi tergantung pada faktor-faktor seperti harga pasar, inflasi, dan ketersediaan pasokan. Oleh karena itu, pengelolaan bahan baku yang efisien sangat penting untuk mengendalikan COGS.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs)

Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah yang dibayarkan kepada pekerja yang secara langsung terlibat dalam proses manufaktur. Ini mencakup pekerja di lini produksi, teknisi, atau operator mesin yang bertanggung jawab dalam pembuatan produk.

Selain gaji pokok, biaya tenaga kerja langsung juga mencakup tunjangan, bonus, dan biaya lembur yang dikeluarkan untuk pekerja produksi. Jika tenaga kerja tidak dikelola dengan efisien, maka biaya ini dapat meningkat dan mengurangi margin keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, banyak perusahaan menerapkan otomatisasi atau sistem produksi yang lebih efisien untuk mengurangi biaya tenaga kerja langsung.

3. Biaya Overhead Produksi (Manufacturing Overhead Costs)

Biaya overhead pabrik mencakup semua biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menjalankan proses produksi. Berbeda dengan bahan baku dan tenaga kerja langsung yang memiliki hubungan langsung dengan barang yang diproduksi, biaya overhead bersifat lebih luas dan tidak dapat dikaitkan dengan satu unit produk secara spesifik.

Komponen biaya overhead produksi meliputi:

  • Biaya utilitas (listrik, air, dan gas) yang digunakan dalam pabrik atau fasilitas produksi.
  • Biaya penyusutan peralatan dan mesin produksi, karena mesin yang digunakan memiliki masa pakai tertentu.
  • Biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin produksi untuk memastikan operasional tetap lancar.
  • Biaya sewa bangunan pabrik atau gudang yang digunakan untuk produksi.

Meskipun biaya overhead sering dianggap sebagai biaya tetap, beberapa elemen dalam biaya ini dapat dikendalikan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menekan COGS.

Cara Menghitung Cost of Goods Sold (COGS)

Menghitung COGS secara akurat sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui biaya produksi dan menentukan harga jual yang menguntungkan. Rumus dasar perhitungan COGS adalah sebagai berikut:

Rumus COGS:

COGS = Persediaan Awal + Pembelian Selama Periode − Persediaan Akhir

Di mana:

  • Persediaan Awal adalah nilai persediaan barang yang dimiliki perusahaan di awal periode akuntansi.
  • Pembelian Selama Periode mencakup seluruh bahan baku atau barang yang dibeli selama periode tertentu.
  • Persediaan Akhir adalah nilai persediaan barang yang tersisa di akhir periode.

Contoh Perhitungan COGS

Misalkan sebuah perusahaan manufaktur memiliki data sebagai berikut:

  • Persediaan awal: Rp100.000.000
  • Pembelian bahan baku selama periode: Rp300.000.000
  • Persediaan akhir: Rp120.000.000

Maka, COGS dapat dihitung sebagai berikut:

COGS = 100.000.000 + 300.000.000 − 120.000.000

Artinya, biaya barang yang terjual dalam periode tersebut adalah Rp280.000.000.

Metode Penilaian Persediaan dalam Perhitungan COGS

Dalam praktiknya, nilai persediaan akhir dapat dihitung menggunakan beberapa metode yang berbeda. Perbedaan metode ini dapat mempengaruhi hasil perhitungan COGS dan laba perusahaan. Berikut adalah tiga metode utama:

  1. FIFO (First In, First Out)
    Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli akan dijual lebih dulu. Akibatnya, persediaan akhir mencerminkan harga terbaru, sementara COGS mencerminkan harga barang yang lebih lama. Metode ini cocok saat harga bahan baku cenderung meningkat, karena menghasilkan laba yang lebih tinggi dan pajak yang lebih besar.
  2. LIFO (Last In, First Out)
    Dalam metode ini, barang yang terakhir dibeli dianggap terjual lebih dulu. Ini berarti COGS dihitung berdasarkan harga terbaru, sedangkan persediaan akhir dihitung dengan harga lama. LIFO sering digunakan dalam kondisi inflasi karena menghasilkan COGS yang lebih tinggi dan laba yang lebih rendah, sehingga pajak yang dibayarkan juga lebih kecil.
  3. Average Cost (Metode Rata-Rata)
    Metode ini menghitung nilai persediaan dengan mengambil rata-rata harga barang yang tersedia selama periode tersebut. Ini menghasilkan angka yang lebih stabil dan mengurangi dampak fluktuasi harga bahan baku terhadap laporan keuangan.

Pentingnya Cost of Goods Sold (COGS) dalam Bisnis

COGS bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, tetapi merupakan elemen penting dalam menentukan profitabilitas dan efisiensi operasional suatu bisnis. Pemahaman yang baik tentang COGS membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan strategis, termasuk dalam penetapan harga, pengelolaan biaya, dan perencanaan keuangan jangka panjang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa COGS sangat penting dalam bisnis:

1. Menentukan Laba Kotor dan Profitabilitas

COGS memiliki dampak langsung terhadap laba kotor perusahaan. Laba kotor dihitung dengan rumus:

Laba Kotor = Pendapatan − COGS

Semakin tinggi COGS, semakin kecil laba kotor yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, bisnis harus mengelola biaya produksi secara efisien untuk menjaga margin keuntungan yang sehat.

2. Membantu dalam Penetapan Harga yang Kompetitif

COGS adalah dasar utama dalam menentukan harga jual suatu produk. Jika perusahaan tidak memahami COGS dengan baik, mereka berisiko menetapkan harga yang terlalu rendah sehingga merugi, atau terlalu tinggi sehingga kehilangan daya saing di pasar. Dengan perhitungan COGS yang akurat, bisnis dapat menetapkan harga yang sesuai dengan biaya produksi dan strategi pemasaran mereka.

3. Mengoptimalkan Efisiensi Operasional

Dengan memahami komponen COGS, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang bisa dioptimalkan untuk mengurangi biaya produksi. Contohnya:

  • Negosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih murah.
  • Otomatisasi proses produksi untuk mengurangi biaya tenaga kerja langsung.
  • Manajemen persediaan yang lebih baik untuk menghindari pemborosan bahan baku dan biaya penyimpanan yang tinggi.

4. Membantu dalam Perencanaan Keuangan dan Pajak

COGS juga berpengaruh dalam perhitungan pajak. Dalam banyak negara, COGS dianggap sebagai pengurang dalam perhitungan laba kena pajak. Jika COGS dikelola dengan baik, bisnis dapat mengoptimalkan pembayaran pajak mereka dan merencanakan strategi keuangan dengan lebih efektif.

5. Menganalisis Kinerja Bisnis

COGS dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur efisiensi bisnis dari waktu ke waktu. Jika COGS meningkat lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan, hal ini bisa menjadi tanda adanya inefisiensi dalam produksi atau kenaikan harga bahan baku yang tidak diimbangi dengan strategi pengelolaan biaya yang tepat.

Tips Mengelola dan Mengoptimalkan COGS

Mengelola dan mengoptimalkan Cost of Goods Sold (COGS) sangat penting untuk meningkatkan profitabilitas bisnis. Semakin efisien perusahaan dalam mengendalikan biaya produksi, semakin besar margin keuntungan yang bisa diperoleh. Berikut adalah beberapa strategi untuk mengelola dan mengoptimalkan COGS secara efektif:

1. Meningkatkan Efisiensi Pengadaan Bahan Baku

  • Negosiasi dengan Pemasok: Jalin hubungan baik dengan pemasok untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih kompetitif atau diskon untuk pembelian dalam jumlah besar.
  • Mencari Alternatif Pemasok: Jangan hanya bergantung pada satu pemasok. Selalu bandingkan harga dan kualitas dari beberapa pemasok agar bisa mendapatkan bahan baku dengan harga terbaik.
  • Beli dalam Jumlah Besar (Bulk Purchasing): Jika memungkinkan, lakukan pembelian dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga yang lebih murah per unit.

2. Mengurangi Pemborosan dalam Produksi

  • Optimalkan Proses Produksi: Identifikasi dan hilangkan inefisiensi dalam lini produksi yang menyebabkan pemborosan bahan baku dan waktu kerja.
  • Gunakan Teknologi Otomatisasi: Implementasi teknologi atau software ERP manufaktur dapat membantu mengurangi kesalahan produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
  • Kurangi Produk Cacat: Produk cacat dapat meningkatkan biaya produksi. Gunakan sistem kontrol kualitas untuk memastikan hanya barang berkualitas yang diproduksi.

3. Mengelola Persediaan dengan Lebih Baik

  • Gunakan Metode Manajemen Persediaan yang Tepat: Pilih metode yang sesuai seperti FIFO (First In, First Out) atau LIFO (Last In, First Out) untuk menghindari barang kadaluarsa atau rusak.
  • Terapkan Just-In-Time (JIT): Sistem ini memungkinkan perusahaan membeli bahan baku hanya saat dibutuhkan, sehingga mengurangi biaya penyimpanan.
  • Optimalkan Pengelolaan Gudang: Pastikan inventory manajemen system efektif untuk menghindari kehilangan atau kerusakan stok.

4. Meningkatkan Efisiensi Tenaga Kerja

  • Pelatihan Karyawan: Karyawan yang terampil dan memahami tugasnya dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi kesalahan produksi.
  • Optimalkan Jadwal Kerja: Pastikan tenaga kerja dialokasikan dengan baik untuk menghindari biaya lembur yang tidak perlu.
  • Gunakan Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas: Software manajemen produksi dan tenaga kerja dapat membantu meningkatkan efisiensi kerja karyawan.

5. Analisis dan Evaluasi COGS Secara Berkala

  • Gunakan Software Akuntansi: Software akuntansi yang terintegrasi dengan software ERP terbaik dapat membantu memantau COGS secara real-time dan memberikan wawasan untuk optimasi biaya.
  • Lakukan Audit Rutin: Tinjau laporan keuangan secara berkala untuk mengidentifikasi tren kenaikan biaya dan mencari solusi penghematan.
  • Bandingkan dengan Industri: Analisis benchmarking dengan bisnis serupa dapat membantu mengetahui apakah COGS perusahaan masih dalam kisaran yang kompetitif.

Perbedaan COGS dan COGM

COGS (Cost of Goods Sold) dan COGM (Cost of Goods Manufactured) adalah dua istilah dalam akuntansi biaya yang sering digunakan dalam industri manufaktur dan perdagangan. Meskipun keduanya berhubungan dengan biaya produksi, konsep dan penggunaannya berbeda. Berikut adalah perbedaan utama antara COGS dan COGM:

1. Pengertian COGS dan COGM

  • COGS (Cost of Goods Sold) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang telah terjual dalam suatu periode tertentu. Cost of goods sold berfokus pada produk yang telah meninggalkan stok dan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
  • COGM (Cost of Goods Manufactured) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dalam suatu periode, baik yang telah terjual maupun masih dalam persediaan akhir. COGM mencakup seluruh biaya produksi sebelum barang jadi dipindahkan ke gudang.

2. Rumus Perhitungan

Rumus COGM:

COGM = Bahan Baku yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik + Persediaan Barang dalam Proses Awal − Persediaan Barang dalam Proses Akhir COGM

Rumus COGS:

COGS = COGM + Persediaan Barang Jadi Awal − Persediaan Barang Jadi Akhir

Dari rumus di atas, COGS bergantung pada COGM karena barang yang sudah selesai diproduksi harus diperhitungkan dalam persediaan sebelum dapat dijual.

3. Ruang Lingkup Perhitungan

  • COGM hanya mencakup biaya produksi, termasuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya pemasaran dan distribusi tidak termasuk dalam COGM.
  • COGS mencakup COGM serta penyesuaian stok barang jadi, sehingga hanya memperhitungkan biaya barang yang benar-benar terjual dalam periode tertentu.

4. Kapan Digunakan dalam Laporan Keuangan

  • COGM digunakan dalam laporan produksi untuk menghitung biaya barang yang telah selesai diproduksi selama periode tertentu.
  • COGS digunakan dalam laporan laba rugi untuk menghitung biaya barang yang telah terjual dan dikurangkan dari pendapatan guna menentukan laba kotor.

Kesimpulan

COGS (Cost of Goods Sold) adalah elemen penting dalam laporan keuangan yang mencerminkan total biaya produksi barang yang telah terjual. Memahami COGS membantu bisnis dalam menetapkan harga jual yang kompetitif, mengoptimalkan biaya produksi, dan meningkatkan profitabilitas. Selain itu, konsep COGM (Cost of Goods Manufactured) juga berperan dalam menghitung biaya total produksi sebelum barang dipasarkan. Dengan memahami perbedaan antara COGS dan COGM, perusahaan manufaktur dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan membuat keputusan strategis yang lebih tepat.

Namun, perhitungan cost of goods sold dalam bisnis manufaktur bisa menjadi kompleks, terutama jika melibatkan berbagai bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang harus diperhitungkan secara akurat. Untuk itu, penggunaan software ERP manufaktur menjadi solusi efektif dalam mengelola seluruh aspek produksi dan akuntansi secara otomatis.

Software ERP manufaktur seperti SAP Business One atau Acumatica dari Think Tank Solusindo dapat membantu bisnis dalam:
Mengotomatisasi perhitungan COGS dan COGM sehingga perusahaan dapat melihat laporan keuangan yang lebih akurat dan real-time.
Mengelola inventaris secara efisien dengan fitur pelacakan stok bahan baku dan barang jadi, menghindari pemborosan serta kekurangan stok.
Meningkatkan efisiensi produksi dengan sistem manajemen pesanan dan kontrol kualitas yang lebih baik.
Menyediakan laporan keuangan yang lebih transparan, memudahkan analisis biaya dan profitabilitas bisnis.

Jika Anda ingin meningkatkan efisiensi bisnis manufaktur dan mengoptimalkan perhitungan cost of goods sold, coba demo gratis software ERP dari Think Tank Solusindo sekarang! Anda bisa menjadwalkan konsultasi dengan tim ahli Think Tank untuk memahami bagaimana SAP Business One atau Acumatica dapat membantu bisnis Anda.

📲 Hubungi tim konsultan Think Tank via WhatsApp atau email untuk menjadwalkan demo gratis dan temukan solusi terbaik bagi bisnis manufaktur Anda! 🚀

ERP solution provider
https://8thinktank.com
Kami mulai dari beberapa orang yang memiliki semangat dalam membangun perangkat lunak, kemudian kami berkembang menjadi tim yang berfokus pada implementasi perangkat lunak di perusahaan konsultan TI, di mana kami berfokus membantu pelanggan kami mengimplementasikan solusi perangkat lunak terbaik di pasar untuk membantu bisnis mereka mencapai tujuan mereka.