
5 Alternatif Terbaik Oracle NetSuite untuk Bisnis Anda
Ketika perusahaan distribusi yang dipimpinnya mulai berkembang pesat, Pak Adit, seorang Chief Financial Officer (CFO) yang dikenal teliti, merasa sudah saatnya sistem keuangan dan operasional mereka ditingkatkan. Selama ini, timnya masih mengandalkan kombinasi laporan manual, spreadsheet, dan aplikasi yang berdiri sendiri untuk setiap divisi. Alhasil, proses konsolidasi laporan bulanan sering memakan waktu lebih dari dua minggu, terlalu lama untuk mengambil keputusan strategis.
Melihat kondisi ini, Head of IT mengusulkan satu solusi: Oracle NetSuite, software ERP berbasis cloud yang banyak digunakan oleh perusahaan global. Dari segi fitur, memang terlihat lengkap, mulai dari manajemen keuangan hingga supply chain. Namun sebagai CFO yang terbiasa mempertimbangkan nilai investasi jangka panjang, Pak Adit tidak ingin langsung mengambil keputusan. Ia ingin memastikan bahwa pilihan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas bisnisnya.
Dalam pencariannya, Pak Adit mulai mempelajari berbagai alternatif Oracle NetSuite. Ia ingin tahu, apakah ada solusi lain yang bisa memberikan fungsionalitas serupa dengan tingkat fleksibilitas, biaya, dan dukungan yang lebih sesuai bagi perusahaan di Indonesia. Pertanyaan itu kemudian membawanya ke riset panjang tentang berbagai sistem ERP modern yang kini bersaing di pasar global.

Sekilas tentang Oracle NetSuite
Dari hasil riset awalnya, Pak Adit menemukan bahwa Oracle NetSuite memang bukan sekadar sistem ERP biasa. Platform ini dikenal sebagai salah satu ERP berbasis cloud paling komprehensif di dunia, dengan kemampuan mencakup berbagai fungsi bisnis, mulai dari akuntansi, pengelolaan persediaan, CRM, hingga manajemen proyek dan multi-entitas global.
NetSuite dirancang untuk membantu perusahaan tumbuh tanpa batas, karena semua data terintegrasi dalam satu sistem pusat. Laporan keuangan bisa diakses real-time, proses approval lebih efisien, dan setiap divisi dapat melihat performa bisnis secara menyeluruh. Tak heran jika banyak IT manager dan konsultan ERP menjadikannya pilihan utama, terutama bagi perusahaan dengan struktur kompleks atau cabang di berbagai negara.
Namun, seiring mendalami lebih jauh, Pak Adit juga mulai memahami bahwa setiap sistem besar pasti punya konsekuensi. Ia menemukan beberapa catatan dari pengguna lain: biaya lisensi dan implementasi yang cukup tinggi, waktu kustomisasi yang panjang, serta tantangan adaptasi bagi tim non-teknis. Semua ini membuatnya berpikir, apakah NetSuite benar-benar menjadi solusi paling efisien bagi bisnis yang sedang berkembang seperti perusahaannya.
Pertanyaan itulah yang kemudian mendorong Pak Adit menyusun kriteria khusus sebelum mengambil keputusan, karena baginya, memilih ERP bukan soal siapa yang paling terkenal, tetapi siapa yang paling sesuai.
Mengapa Perusahaan Mencari Alternatif Oracle NetSuite
Dalam proses evaluasinya, Pak Adit mulai berbicara dengan rekan-rekan CFO di industri lain. Ternyata, banyak di antara mereka yang juga menggunakan atau pernah mempertimbangkan NetSuite. Sebagian merasa puas dengan kemampuannya yang luas, namun tak sedikit pula yang akhirnya mencari alternatif karena berbagai pertimbangan bisnis yang cukup krusial.
Salah satu alasan paling umum adalah biaya total kepemilikan (Total Cost of Ownership). Meskipun harga lisensi awal terlihat menarik, biaya implementasi, kustomisasi, dan support tahunan sering kali meningkat seiring pertumbuhan perusahaan. Bagi bisnis yang masih berada pada tahap ekspansi, hal ini bisa menjadi beban finansial yang signifikan.
Selain itu, beberapa perusahaan juga menyoroti kompleksitas konfigurasi dan kustomisasi. Tim internal sering kali memerlukan dukungan konsultan eksternal untuk menyesuaikan sistem dengan proses bisnis yang unik, sehingga waktu implementasi menjadi lebih lama. Di sisi lain, tim keuangan dan operasional yang belum terbiasa dengan antarmuka ERP tingkat enterprise kadang merasa kesulitan beradaptasi.
Faktor lain yang juga penting bagi Pak Adit adalah dukungan lokal dan kepatuhan terhadap regulasi Indonesia. Dalam konteks pelaporan pajak dan aturan akuntansi lokal, beberapa solusi ERP global memerlukan penyesuaian tambahan agar sepenuhnya sesuai dengan standar nasional. Itulah sebabnya, ERP alternatif dengan dukungan lokal yang kuat bisa menjadi opsi yang lebih praktis.
Bagi Pak Adit, semua pertimbangan ini bukan berarti NetSuite tidak bagus, justru sebaliknya. Namun, ia sadar bahwa sistem ERP yang paling tepat bukanlah yang paling populer, melainkan yang paling sesuai dengan DNA bisnis dan kebutuhan operasional perusahaan.
Kriteria Memilih ERP Alternatif
Setelah memahami kelebihan dan tantangan yang ada pada NetSuite, Pak Adit tidak ingin terburu-buru memutuskan. Sebagai seorang CFO, ia tahu bahwa memilih sistem ERP bukan sekadar soal fitur, tetapi soal bagaimana sistem tersebut dapat mendukung strategi bisnis jangka panjang. Bersama tim IT dan konsultan internal, ia mulai menyusun sejumlah kriteria penting untuk membandingkan berbagai alternatif.
Pertama, ia menekankan pentingnya fleksibilitas sistem. Setiap bisnis memiliki alur kerja dan kebutuhan yang berbeda, sehingga ERP yang baik harus mampu menyesuaikan diri tanpa memerlukan kustomisasi besar yang mahal. Kedua, ia ingin memastikan integrasi yang mudah dengan sistem lain yang sudah digunakan perusahaan, seperti aplikasi e-commerce, logistik, atau sistem CRM yang telah berjalan lebih dulu.
Faktor berikutnya adalah dukungan lokal dan kepatuhan terhadap regulasi Indonesia. Pak Adit sadar, meskipun banyak ERP global menawarkan fungsionalitas luas, belum tentu semuanya siap memenuhi kebutuhan pelaporan pajak, mata uang, dan aturan akuntansi di Indonesia. Dukungan vendor lokal serta tim implementasi yang memahami konteks bisnis domestik menjadi nilai tambah yang sangat penting.
Selain itu, transparansi biaya juga menjadi perhatian utama. Pak Adit ingin menghindari kejutan biaya di kemudian hari, baik itu untuk modul tambahan, integrasi, maupun maintenance tahunan. Terakhir, ia mempertimbangkan skalabilitas dan dukungan pasca-implementasi. Ia ingin sistem ERP yang dapat berkembang seiring pertumbuhan perusahaan tanpa harus mengganti platform di masa depan.
5 Alternatif Terbaik Oracle NetSuite untuk Bisnis Anda
Setelah melewati beberapa minggu riset dan diskusi internal, Pak Adit akhirnya menyusun daftar pendek berisi lima sistem ERP yang dianggap layak menjadi alternatif Oracle NetSuite. Ia tidak hanya menilai dari sisi fitur, tetapi juga memperhatikan biaya, kemudahan penggunaan, serta dukungan implementasi di Indonesia.
Dalam daftar tersebut, beberapa nama besar muncul. Namun satu sistem menarik perhatiannya sejak awal—karena memiliki reputasi kuat di kalangan perusahaan menengah yang ingin naik kelas, namun belum membutuhkan sistem sekompleks NetSuite. Sistem itu adalah SAP Business One.
1. SAP Business One
Sebagai salah satu produk ERP terkemuka dari SAP, SAP Business One dirancang khusus untuk membantu perusahaan menengah mengelola seluruh aspek bisnis dalam satu platform terintegrasi. Mulai dari keuangan, pembelian, produksi, hingga penjualan dan manajemen gudang, semua bisa dipantau secara real-time. Bagi Pak Adit yang ingin memiliki visibilitas penuh terhadap arus kas dan inventori, fitur ini terasa sangat relevan.
Salah satu kekuatan utama SAP Business One adalah stabilitas dan skalabilitasnya. Sistem ini mampu tumbuh bersama bisnis, tanpa perlu migrasi ke platform lain saat perusahaan berkembang. Selain itu, SAP Business One sudah memiliki dukungan implementasi dan support lokal yang kuat di Indonesia, termasuk kemampuan untuk menangani laporan keuangan dan perpajakan sesuai standar pemerintah.
Fitur-fitur penting yang biasanya menjadi daya tarik utama meliputi:
- Financial Management: pengelolaan akuntansi, budgeting, dan pelaporan otomatis.
- Inventory & Production: kontrol stok, manajemen gudang, serta perencanaan produksi (MRP).
- Sales & CRM: integrasi antara penjualan, pelanggan, dan pipeline prospek dalam satu dashboard.
- Analytics & Dashboard: pelaporan interaktif dan visualisasi data untuk membantu pengambilan keputusan cepat.
Dari sisi kelebihan, SAP Business One terkenal karena kemampuannya memberikan insight bisnis real-time dan dukungan implementasi yang matang. Banyak partner lokal yang sudah berpengalaman dalam menyesuaikannya untuk berbagai industri, seperti manufaktur, distribusi, atau konstruksi.
Namun, seperti sistem enterprise lainnya, SAP Business One tetap memiliki beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Biaya implementasi awal bisa cukup signifikan dibandingkan sistem ERP open-source, dan proses kustomisasi perlu ditangani oleh konsultan bersertifikat agar tetap stabil. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan NetSuite, SAP Business One cenderung lebih transparan dalam struktur biaya serta memiliki ekosistem partner lokal yang memudahkan proses pelatihan dan support jangka panjang.
Bagi Pak Adit, kombinasi antara reputasi global SAP dan dukungan lokal membuat Business One menjadi alternatif yang solid, terutama bagi perusahaan yang mengutamakan kestabilan sistem dan compliance finansial yang kuat.
2. Acumatica Cloud ERP
Dari semua sistem ERP yang ditelusuri, Pak Adit cukup terkesan dengan fleksibilitas dan pendekatan modern yang ditawarkan oleh Acumatica Cloud ERP. Berbeda dengan sistem tradisional yang sering membebankan biaya lisensi per pengguna, Acumatica menggunakan model berbasis konsumsi (resource-based pricing). Artinya, perusahaan tidak dikenakan biaya tambahan untuk jumlah user yang bertambah, selama kapasitas penggunaan sistem masih dalam batas wajar. Bagi CFO yang memikirkan efisiensi jangka panjang, skema ini jelas menarik.
Acumatica juga sepenuhnya berbasis cloud dan dapat diakses dari mana saja, baik melalui desktop maupun perangkat mobile. Platform ini dirancang dengan arsitektur terbuka, sehingga mudah diintegrasikan dengan aplikasi lain, seperti sistem logistik, e-commerce, maupun solusi industri spesifik. Dengan pendekatan ini, tim IT perusahaan Pak Adit bisa lebih leluasa menghubungkan ERP dengan sistem yang sudah ada tanpa harus melakukan kustomisasi besar-besaran.
Beberapa fitur unggulan Acumatica yang relevan untuk bisnis menengah antara lain:
- Financial Management: otomatisasi akuntansi, multi-currency, dan laporan keuangan lintas entitas.
- Distribution & Inventory Control: pengelolaan rantai pasok yang efisien dengan visibilitas stok real-time.
- Project Accounting: pelacakan biaya proyek, margin, serta analisis profitabilitas secara menyeluruh.
- Manufacturing & Field Service: modul tambahan untuk industri manufaktur dan layanan lapangan.
- BI & Reporting: dashboard interaktif dan laporan berbasis data aktual yang mudah disesuaikan.
Dari sisi kelebihan, Acumatica menonjol karena fleksibilitas, kemudahan integrasi, serta skalabilitas cloud-native. Sistem ini cocok bagi perusahaan yang ingin modernisasi tanpa terkunci pada vendor ERP besar atau struktur biaya lisensi yang kaku. Antarmukanya juga lebih intuitif dan cocok untuk tim yang baru beralih dari sistem manual atau semi-digital.
Namun, ada pula beberapa hal yang perlu diperhatikan. Karena berbasis cloud sepenuhnya, stabilitas koneksi internet menjadi faktor penting untuk menjamin performa sistem. Selain itu, meski dukungan globalnya kuat, implementasi lokal di Indonesia masih relatif terbatas dibandingkan SAP, sehingga memilih partner implementasi yang berpengalaman menjadi langkah krusial.
Meski begitu, bagi Pak Adit yang mencari keseimbangan antara biaya, fleksibilitas, dan kemudahan adaptasi, Acumatica muncul sebagai salah satu kandidat paling rasional. Ia melihat sistem ini mampu memberikan kontrol keuangan yang kuat tanpa kompleksitas berlebihan, sekaligus menawarkan ruang tumbuh yang luas untuk jangka panjang.
3. SAP S/4HANA
Bagi perusahaan besar dengan proses bisnis kompleks dan kebutuhan data real-time lintas divisi, SAP S/4HANA adalah salah satu alternatif paling kuat dari Oracle NetSuite. Sistem ini berbasis in-memory computing, yang memungkinkan pemrosesan data dalam jumlah besar secara instan, memberikan insight bisnis seketika untuk pengambilan keputusan strategis.
Beberapa fitur unggulan SAP S/4HANA antara lain:
- Real-time analytics & reporting: memantau performa bisnis dari berbagai sudut pandang.
- Integrated finance & logistics: menyatukan fungsi akuntansi, pengadaan, produksi, hingga distribusi dalam satu sistem.
- AI & machine learning capabilities: yang membantu otomatisasi prediksi permintaan, maintenance, hingga cash flow management.
- Scalability enterprise-grade: yang mampu mendukung ekspansi global dan struktur organisasi multilevel.
Namun, seperti sistem ERP kelas enterprise lainnya, kelemahan utama SAP S/4HANA adalah kompleksitas implementasinya. Perusahaan perlu persiapan matang, baik dari sisi infrastruktur maupun SDM, agar transformasi digital berjalan mulus. Selain itu, biaya implementasi dan lisensi juga tergolong tinggi, meski sebanding dengan skala kemampuan sistemnya.
Bagi CFO seperti Pak Adit yang ingin sistem ERP dengan kapabilitas kelas dunia dan fondasi kuat untuk transformasi digital jangka panjang, SAP S/4HANA layak dipertimbangkan. Apalagi bila perusahaan sudah menggunakan SAP Business One sebelumnya dan ingin beralih ke solusi yang lebih canggih tanpa meninggalkan ekosistem SAP.
4. Sage Intacct
Jika Pak Adit mencari solusi ERP berbasis cloud yang fokus pada kekuatan akuntansi dan keuangan, maka Sage Intacct bisa menjadi alternatif yang sangat menarik dibandingkan Oracle NetSuite. Sistem ini dikenal luas karena kemampuannya dalam menyajikan laporan keuangan yang akurat, cepat, dan mudah dikustomisasi sesuai kebutuhan bisnis.
Beberapa fitur unggulan Sage Intacct antara lain:
- Advanced financial management: mencakup multi-entity consolidation, revenue recognition, dan cash management.
- Dashboard real-time: dengan visualisasi yang intuitif untuk memantau arus kas, profitabilitas, dan kinerja divisi.
- Integrasi fleksibel: dengan berbagai aplikasi pihak ketiga seperti Salesforce, ADP, dan sistem payroll lainnya.
- Automation tools: yang membantu mempercepat proses penutupan buku dan mengurangi human error.
Namun Sage Intacct cenderung lebih cocok untuk perusahaan menengah ke atas yang fokus pada aspek keuangan dibandingkan manufaktur atau operasional produksi. Modul untuk supply chain dan inventory management-nya belum sekuat sistem seperti SAP atau Acumatica. Selain itu, biaya berlangganan bisa meningkat cukup signifikan seiring dengan jumlah entitas dan pengguna.
Bagi CFO seperti Pak Adit yang ingin sistem dengan financial visibility tinggi dan efisiensi pelaporan keuangan lintas entitas, Sage Intacct menawarkan keseimbangan antara fleksibilitas cloud dan ketepatan kontrol finansial.
5. Infor CloudSuite
Sebagai penutup daftar alternatif yang dipertimbangkan oleh Pak Adit, Infor CloudSuite menawarkan kombinasi menarik antara teknologi modern dan spesialisasi industri. ERP ini dirancang khusus untuk bisnis berskala menengah hingga besar yang beroperasi di sektor manufaktur, distribusi, logistik, dan layanan profesional, dengan fokus kuat pada efisiensi rantai pasok dan visibilitas operasional menyeluruh.
Beberapa fitur unggulan Infor CloudSuite antara lain:
- Industry-specific suite: untuk sektor seperti manufaktur, distribusi, dan perawatan kesehatan, sehingga modulnya sudah sangat relevan tanpa perlu banyak kustomisasi.
- Cloud-native architecture: yang dibangun di atas infrastruktur AWS, memberikan performa stabil dan keamanan tingkat tinggi.
- Embedded analytics: dengan dukungan AI dan machine learning untuk memprediksi tren permintaan, performa produksi, hingga efisiensi logistik.
- Modern user experience: melalui antarmuka Infor OS yang intuitif dan dapat diakses dari berbagai perangkat.
Sayangnya, Infor CloudSuite biasanya memerlukan proses implementasi yang kompleks dan waktu pelatihan yang lebih panjang dibanding sistem seperti Acumatica atau SAP Business One. Selain itu, biaya langganannya bisa cukup signifikan, terutama untuk perusahaan dengan kebutuhan multi-plant atau multi-site.
Namun, bagi CFO seperti Pak Adit yang ingin beralih dari sistem ERP konvensional ke solusi cloud enterprise yang kuat dan scalable, Infor CloudSuite merupakan pilihan yang sangat solid. Dengan kombinasi fleksibilitas cloud, kedalaman fungsional, dan dukungan analitik canggih, sistem ini bisa menjadi pesaing serius bagi Oracle NetSuite di kelasnya.
Kesimpulan
Bagi CFO seperti Pak Adit, memilih sistem ERP bukan hanya soal fitur, tetapi juga strategi jangka panjang, apakah sistem tersebut bisa tumbuh seiring bisnis, mendukung efisiensi lintas divisi, dan memberikan visibilitas keuangan yang andal. Oracle NetSuite memang sudah lama dikenal sebagai salah satu solusi ERP berbasis cloud terkemuka, tetapi bukan berarti tidak ada pilihan lain yang bisa memberikan nilai lebih sesuai kebutuhan perusahaan.
Baik SAP Business One dengan skalabilitasnya untuk perusahaan berkembang, Acumatica dengan fleksibilitas cloud dan user experience modern, SAP S/4HANA dengan kekuatan enterprise-grade, Sage Intacct dengan keunggulan di bidang keuangan, maupun Infor CloudSuite dengan spesialisasi industri, semuanya menawarkan keunikan tersendiri.
Kuncinya adalah memahami prioritas bisnis Anda: apakah fokusnya pada efisiensi finansial, integrasi multi-entitas, otomatisasi manufaktur, atau pengendalian biaya operasional. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat menemukan sistem ERP yang bukan hanya menggantikan NetSuite, tetapi juga mengoptimalkan proses bisnis secara menyeluruh.
Tim kami siap membantu Anda merencanakan, mengimplementasikan, dan mengoptimalkan sistem ERP agar sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
💬 Hubungi kami untuk jadwalkan demo gratis dan konsultasi:
- 📨 Email: info@8thinktank.com
- 📱 WhatsApp: +62 857-1434-5189
- 🖱️ Coba Demo Gratis: Klik di sini

FAQ seputar Alternatif Oracle NetSuite
Apakah Oracle NetSuite masih menjadi pilihan terbaik untuk ERP berbasis cloud?
Oracle NetSuite tetap menjadi salah satu sistem ERP paling populer karena fleksibilitas cloud dan fiturnya yang luas. Namun, beberapa alternatif seperti SAP Business One, Acumatica, dan Infor CloudSuite kini menawarkan kapabilitas serupa dengan biaya dan pendekatan implementasi yang lebih sesuai untuk berbagai ukuran perusahaan.
Apa perbedaan utama antara SAP Business One dan Oracle NetSuite?
SAP Business One lebih cocok untuk perusahaan menengah yang membutuhkan sistem ERP terintegrasi dengan kontrol penuh atas keuangan, stok, dan operasional. Sementara NetSuite cenderung lebih fleksibel di sisi cloud, SAP Business One unggul dalam kestabilan dan opsi kustomisasi lokal.
Mengapa perusahaan mempertimbangkan alternatif lain selain NetSuite?
Alasan umumnya adalah biaya langganan yang relatif tinggi, kebutuhan kustomisasi yang tidak selalu mudah, serta kendala integrasi dengan sistem lokal. Banyak perusahaan kini mencari solusi yang lebih efisien dan mudah diimplementasikan tanpa kehilangan fungsionalitas utama ERP.
Apakah sistem seperti Acumatica atau Infor CloudSuite cocok untuk perusahaan besar?
Ya. Baik Acumatica maupun Infor CloudSuite dirancang untuk mendukung bisnis berskala enterprise dengan kebutuhan multi-entitas dan multi-lokasi. Acumatica unggul dalam fleksibilitas cloud dan biaya yang efisien, sedangkan Infor CloudSuite dikenal dengan kekuatan analitik dan kedalaman modul industrinya.
Bagaimana cara menentukan ERP yang paling sesuai untuk bisnis saya?
Langkah terbaik adalah melakukan assessment kebutuhan bisnis terlebih dahulu, kemudian berdiskusi dengan konsultan ERP profesional. Tim Think Tank Solusindo dapat membantu Anda menganalisis proses bisnis, memberikan demo sistem, dan merekomendasikan solusi ERP yang paling sesuai dengan tujuan perusahaan Anda.