inventory turnover ratio

Apa Itu Inventory Turnover Ratio? Ini Dia Definisi, Rumus, dan Pentingnya dalam Bisnis

Salah satu indikator penting yang sering digunakan dalam pengelolaan inventory adalah inventory turnover ratio atau rasio perputaran persediaan. Rasio ini tidak hanya menunjukkan seberapa cepat suatu perusahaan menjual dan mengganti persediaan mereka, tetapi juga memberikan gambaran tentang kesehatan manajemen persediaan secara keseluruhan.

Bagi banyak perusahaan, menjaga keseimbangan antara jumlah persediaan yang tersedia dengan kebutuhan pasar adalah tantangan besar. Persediaan yang terlalu sedikit dapat menyebabkan kekurangan barang, sedangkan persediaan yang berlebihan dapat meningkatkan biaya penyimpanan dan risiko barang usang. Di sinilah rasio perputaran persediaan menjadi alat penting untuk membantu perusahaan menentukan strategi yang tepat dalam mengelola inventaris.

Artikel ini akan mengupas tuntas konsep inventory turnover ratio, mulai dari definisi hingga bagaimana cara menghitungnya. Selain itu, Anda akan memahami pentingnya rasio ini dalam bisnis, cara menginterpretasi hasilnya, serta strategi untuk meningkatkan efisiensi manajemen persediaan. Dengan wawasan yang mendalam, diharapkan Anda dapat menerapkan informasi ini untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing perusahaan Anda.

Definisi Inventory Turnover Ratio

Inventory turnover ratio, atau rasio perputaran persediaan, adalah sebuah metrik keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan dalam periode tertentu. Rasio ini menunjukkan berapa kali rata-rata persediaan perusahaan terjual habis dan diganti selama satu periode, seperti sebulan atau setahun.

Rasio ini tidak hanya menjadi indikator efisiensi manajemen persediaan, tetapi juga mencerminkan hubungan antara biaya persediaan, tingkat penjualan, dan pengelolaan operasional. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan, semakin efektif suatu perusahaan dalam menjual barang-barangnya. Sebaliknya, rasio yang rendah bisa menjadi tanda bahwa perusahaan memiliki kelebihan persediaan atau menghadapi kesulitan dalam menjual produknya.

Secara sederhana, inventory turnover ratio membantu bisnis menjawab pertanyaan penting: Apakah persediaan yang dimiliki digunakan secara optimal untuk mendukung operasional dan meningkatkan penjualan? Rasio ini juga sering digunakan oleh investor, analis keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengevaluasi kesehatan operasional dan potensi profitabilitas suatu perusahaan.

Dalam industri tertentu, standar rasio perputaran persediaan dapat bervariasi. Misalnya, perusahaan makanan atau minuman cenderung memiliki rasio yang lebih tinggi karena barang-barangnya memiliki masa simpan yang pendek. Sementara itu, perusahaan manufaktur atau peralatan berat biasanya memiliki rasio yang lebih rendah karena barang yang mereka jual cenderung bernilai tinggi dan memerlukan waktu lebih lama untuk diproduksi dan dijual.

Rumus dan Cara Perhitungan Inventory Turnover Ratio

Inventory turnover ratio dihitung menggunakan formula sederhana berikut:

Inventory Turnover Ratio = Harga Pokok Penjualan (COGS) : Rata-Rata Persediaan

Komponen dalam Rumus:

  1. Harga Pokok Penjualan (COGS): Total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang dijual selama periode tertentu. COGS biasanya dapat ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan.
  2. Rata-rata Persediaan: Rata-rata jumlah persediaan di awal dan akhir periode yang dihitung dengan rumus:

Rata-Rata Persediaan = Persediaan Awal + Persediaan Akhir : 2

Langkah-Langkah Perhitungan:

  1. Tentukan nilai dan cara menghitung HPP dari laporan keuangan perusahaan.
  2. Hitung rata-rata persediaan dengan menjumlahkan persediaan awal dan akhir periode, lalu bagi hasilnya dengan dua.
  3. Masukkan kedua nilai tersebut ke dalam formula utama untuk mendapatkan rasio perputaran persediaan.

Contoh Perhitungan:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki:

  • Harga Pokok Penjualan (COGS) selama setahun: Rp500.000.000
  • Persediaan awal: Rp100.000.000
  • Persediaan akhir: Rp150.000.000

Langkah 1: Hitung rata-rata persediaan:

Rata-Rata Persediaan = (Rp 100.000.000 + Rp 150.000.000) : 2 = Rp 125.000.000

Langkah 2: Hitung inventory turnover ratio:

Inventory Turnover Ratio = Rp 500.000.000 : Rp 125.000.000 = 4

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berhasil menjual habis rata-rata persediaannya sebanyak empat kali dalam satu tahun.

Pentingnya Memahami Hasil:

  • Rasio Tinggi: Menunjukkan penjualan yang cepat dan manajemen persediaan yang efisien, tetapi bisa juga berarti bahwa persediaan terlalu rendah untuk memenuhi permintaan.
  • Rasio Rendah: Indikasi potensi masalah seperti kelebihan persediaan atau penjualan yang lambat, yang dapat berdampak pada arus kas dan biaya penyimpanan.

Dengan memahami dan menghitung inventory turnover ratio, perusahaan dapat mengevaluasi strategi manajemen persediaannya dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Interpretasi Hasil Inventory Turnover Ratio

Inventory turnover ratio tidak hanya menunjukkan seberapa sering persediaan terjual habis dalam suatu periode, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang efisiensi manajemen persediaan dan performa operasional perusahaan. Berikut adalah cara untuk menginterpretasikan hasil rasio:

1. Rasio Tinggi

Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menjual persediaannya dengan cepat. Ini biasanya dianggap positif karena:

  • Menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan persediaan.
  • Mengindikasikan adanya permintaan pasar yang kuat untuk produk.
  • Mengurangi risiko barang usang atau rusak akibat terlalu lama disimpan.

Namun, rasio yang terlalu tinggi juga bisa menjadi peringatan bahwa perusahaan mungkin tidak menyimpan cukup persediaan untuk memenuhi permintaan pasar, yang dapat menyebabkan kehilangan peluang penjualan.

2. Rasio Rendah

Rasio yang rendah menunjukkan bahwa persediaan membutuhkan waktu lebih lama untuk terjual. Hal ini dapat disebabkan oleh:

  • Produk yang kurang diminati di pasar.
  • Strategi penjualan yang tidak efektif.
  • Manajemen persediaan yang buruk, seperti kelebihan stok.

Rasio rendah juga dapat meningkatkan biaya operasional, seperti biaya penyimpanan, risiko kerusakan barang, dan penurunan nilai barang karena perubahan tren pasar.

3. Rasio Ideal

Tidak ada angka pasti untuk rasio ideal karena setiap industri memiliki standar yang berbeda. Misalnya:

  • Industri Makanan & Minuman: Memiliki rasio tinggi karena barang memiliki masa simpan pendek.
  • Industri Manufaktur Berat: Cenderung memiliki rasio lebih rendah karena barang bernilai tinggi dan membutuhkan waktu lebih lama untuk diproduksi dan dijual.

Sebagai pedoman, perusahaan perlu membandingkan rasio mereka dengan rata-rata industri untuk menentukan apakah rasio tersebut mencerminkan efisiensi atau perlu ditingkatkan.

4. Analisis Tren Rasio

Selain membandingkan dengan standar industri, penting untuk menganalisis tren rasio dari waktu ke waktu:

  • Peningkatan Rasio: Menunjukkan perbaikan efisiensi atau kenaikan permintaan.
  • Penurunan Rasio: Mengindikasikan adanya masalah yang memerlukan perhatian, seperti penurunan penjualan atau peningkatan persediaan yang tidak terkendali.

Inventory turnover ratio adalah alat yang berguna untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Namun, interpretasi rasio ini harus dilakukan dengan hati-hati, mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis industri, kondisi pasar, dan strategi bisnis. Dengan memahami hasilnya, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan profitabilitas.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Inventory Turnover Ratio

Inventory turnover ratio dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait dengan operasional perusahaan, kondisi pasar, dan strategi manajemen persediaan. Memahami faktor-faktor ini membantu perusahaan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi. Berikut adalah faktor-faktor utama yang memengaruhi rasio ini:

1. Permintaan Pasar

  • Permintaan Tinggi: Produk yang diminati konsumen akan terjual lebih cepat, sehingga meningkatkan rasio perputaran persediaan.
  • Permintaan Rendah: Produk yang kurang diminati cenderung menumpuk di gudang, menurunkan rasio.

2. Jenis Industri dan Produk

  • Barang dengan masa simpan pendek (misalnya, makanan dan minuman) biasanya memiliki rasio lebih tinggi karena harus segera dijual untuk menghindari kerusakan.
  • Produk dengan siklus penjualan panjang (misalnya, barang elektronik atau peralatan berat) cenderung memiliki rasio lebih rendah.

3. Strategi Penetapan Harga

  • Harga Kompetitif: Penetapan harga yang sesuai dengan pasar dapat mendorong penjualan, meningkatkan rasio.
  • Harga Tinggi: Produk dengan harga yang terlalu tinggi mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk terjual, menurunkan rasio.

4. Efisiensi Manajemen Persediaan

  • Pengelolaan persediaan yang baik, termasuk perencanaan pembelian yang tepat, dapat menjaga keseimbangan antara stok yang tersedia dan kebutuhan pasar.
  • Sistem persediaan yang buruk, seperti pembelian berlebihan atau prediksi permintaan yang tidak akurat, dapat menyebabkan kelebihan stok dan menurunkan rasio.

5. Kondisi Ekonomi

  • Ekonomi Stabil: Permintaan cenderung stabil, memungkinkan perusahaan menjaga rasio yang sehat.
  • Krisis Ekonomi: Penurunan daya beli konsumen dapat menyebabkan penjualan melambat, menurunkan rasio.

6. Strategi Promosi dan Pemasaran

  • Promosi yang efektif, seperti diskon atau kampanye pemasaran, dapat meningkatkan penjualan dan rasio perputaran persediaan.
  • Sebaliknya, kurangnya strategi pemasaran dapat menghambat penjualan.

7. Pola Musiman

  • Produk yang bersifat musiman (misalnya, pakaian musim dingin atau perlengkapan liburan) dapat mengalami rasio tinggi selama musim tertentu, tetapi rendah di luar musim tersebut.

8. Kebijakan Kredit kepada Pelanggan

  • Perusahaan yang memberikan kebijakan kredit dengan syarat yang fleksibel cenderung menjual lebih banyak barang, sehingga meningkatkan rasio.
  • Sebaliknya, kebijakan kredit yang ketat dapat membatasi penjualan.

9. Persaingan di Pasar

  • Persaingan yang tinggi dapat memengaruhi kecepatan penjualan produk. Produk dengan keunggulan kompetitif cenderung memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan produk yang kalah bersaing.

Rasio perputaran persediaan dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Untuk mengoptimalkan rasio ini, perusahaan perlu memahami dinamika pasar, menerapkan strategi manajemen persediaan yang efisien, serta beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan pelanggan. Dengan pendekatan yang tepat, rasio ini dapat menjadi indikator kinerja yang membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.

Pentingnya Inventory Turnover Ratio dalam Manajemen Bisnis

Inventory turnover ratio adalah salah satu metrik kunci yang memberikan wawasan penting tentang efisiensi operasional dan kesehatan keuangan perusahaan. Dengan memahami dan mengelola rasio ini, bisnis dapat meningkatkan performa secara keseluruhan. Berikut adalah alasan mengapa inventory turnover ratio sangat penting dalam manajemen bisnis:

1. Mengukur Efisiensi Manajemen Persediaan

Rasio ini membantu perusahaan menilai seberapa efektif mereka mengelola persediaan. Rasio yang sehat menunjukkan bahwa persediaan digunakan secara optimal untuk mendukung kebutuhan operasional dan penjualan, sehingga meminimalkan biaya penyimpanan dan risiko barang usang.

2. Membantu Pengambilan Keputusan

Data rasio ini memberikan dasar yang kuat bagi pengambilan keputusan strategis. Misalnya:

  • Jika rasio terlalu rendah, perusahaan dapat meninjau strategi penjualan atau mengurangi stok barang.
  • Jika rasio terlalu tinggi, perusahaan mungkin perlu menambah persediaan untuk menghindari kekurangan barang.

3. Optimasi Arus Kas

Persediaan yang bergerak cepat melalui siklus penjualan membantu menjaga arus kas tetap sehat. Dengan rasio yang optimal, perusahaan dapat menghindari terlalu banyak uang yang terkunci dalam persediaan yang belum terjual, sehingga meningkatkan likuiditas.

4. Mengurangi Biaya Operasional

Persediaan yang berlebihan sering kali meningkatkan biaya penyimpanan, termasuk biaya ruang, pemeliharaan, dan asuransi. Dengan rasio perputaran persediaan yang baik, perusahaan dapat mengurangi beban biaya ini dan meningkatkan efisiensi operasional.

5. Meningkatkan Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

  • Investor dan Kreditur: Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kesehatan operasional perusahaan. Rasio yang baik menunjukkan bahwa perusahaan memiliki manajemen persediaan yang efektif, yang merupakan indikator potensi profitabilitas.
  • Pelanggan: Dengan manajemen persediaan yang efisien, perusahaan dapat memastikan ketersediaan barang, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperkuat loyalitas.

6. Memahami Tren dan Perbandingan Industri

Inventory turnover ratio memungkinkan perusahaan untuk membandingkan performa mereka dengan standar industri atau pesaing. Perbandingan ini membantu mengidentifikasi keunggulan kompetitif atau area yang perlu diperbaiki.

7. Menunjang Perencanaan dan Proyeksi

Rasio ini membantu dalam perencanaan persediaan dan proyeksi penjualan. Dengan menganalisis rasio dari waktu ke waktu, perusahaan dapat mengantisipasi perubahan permintaan pasar dan menyesuaikan strategi manajemen persediaan mereka secara proaktif.

Inventory turnover ratio adalah alat penting yang membantu perusahaan mengoptimalkan manajemen persediaan, mengurangi biaya, dan meningkatkan profitabilitas. Dengan memanfaatkan data ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan strategis untuk mencapai efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan yang lebih baik.

Strategi untuk Meningkatkan Inventory Turnover Ratio

Meningkatkan inventory turnover ratio adalah langkah penting untuk memastikan efisiensi operasional, meminimalkan biaya penyimpanan, dan meningkatkan profitabilitas. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan rasio perputaran persediaan:

1. Optimasi Manajemen Persediaan

  • Analisis Data Historis: Gunakan data penjualan sebelumnya untuk memprediksi kebutuhan persediaan secara akurat.
  • Pengelompokan Barang (ABC Analysis): Fokus pada barang dengan nilai tinggi atau volume penjualan tinggi (kategori A) untuk memastikan stok selalu tersedia.
  • Just-In-Time (JIT): Terapkan pendekatan Just-in-Time atau JIT untuk menjaga persediaan seminimal mungkin tanpa mengorbankan ketersediaan barang.

2. Penyesuaian Strategi Penetapan Harga

  • Diskon untuk Barang Lambat Terjual: Berikan potongan harga pada produk yang kurang laku untuk mempercepat perputarannya.
  • Penyesuaian Harga Kompetitif: Pastikan harga sesuai dengan pasar agar dapat menarik lebih banyak pembeli dan mempercepat penjualan.

3. Tingkatkan Strategi Pemasaran

  • Promosi Aktif: Jalankan kampanye promosi secara berkala untuk mendorong permintaan.
  • Diversifikasi Kanal Penjualan: Perluas jangkauan dengan menjual melalui e-commerce, marketplace, atau kolaborasi dengan distributor.
  • Peningkatan Branding: Bangun citra produk yang kuat untuk menarik minat konsumen.

4. Pengurangan Produk yang Kurang Menguntungkan

  • Evaluasi Portofolio Produk: Identifikasi barang yang tidak laku atau memberikan margin rendah dan kurangi stoknya.
  • Fokus pada Produk Utama: Prioritaskan produk dengan permintaan tinggi dan margin keuntungan besar.

5. Pengelolaan Pola Musiman

  • Perencanaan Musiman: Siapkan persediaan berdasarkan pola musiman untuk memenuhi permintaan puncak tanpa kelebihan stok di luar musim.
  • Strategi Liquidasi: Jual produk musiman dengan diskon besar setelah musim berakhir untuk mengurangi stok.

6. Tingkatkan Kolaborasi dengan Pemasok

  • Kemitraan Strategis: Bangun hubungan baik dengan pemasok untuk memastikan fleksibilitas pengiriman dan pemesanan barang.
  • Negosiasi Waktu Pengiriman: Pastikan pemasok dapat menyediakan barang dengan cepat untuk mengurangi kebutuhan menyimpan stok dalam jumlah besar.

7. Adopsi Teknologi Modern

  • Sistem Manajemen Inventaris: Gunakan software ERP atau Warehouse Management System untuk melacak persediaan secara real-time dan menganalisis data penjualan.
  • Otomasi Proses: Implementasikan teknologi otomatis untuk mempercepat pemrosesan pesanan dan pengelolaan stok.

8. Tingkatkan Layanan Pelanggan

  • Personalisasi Penawaran: Gunakan data pelanggan untuk menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Pengiriman Cepat: Pastikan produk sampai ke pelanggan dengan cepat untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas mereka.

Meningkatkan inventory turnover ratio membutuhkan kombinasi strategi yang terencana dan eksekusi yang tepat. Dengan fokus pada pengelolaan persediaan, pemasaran yang efektif, dan adopsi teknologi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memaksimalkan keuntungan. Adaptasi terhadap tren pasar dan kebutuhan pelanggan juga menjadi kunci dalam menjaga rasio tetap optimal.

Perbandingan Inventory Turnover Ratio antar Industri

Inventory turnover ratio dapat bervariasi secara signifikan antar industri, tergantung pada jenis produk, pola permintaan, dan strategi operasional. Memahami perbedaan ini membantu perusahaan menilai rasio mereka dengan lebih baik berdasarkan konteks industri yang relevan. Berikut adalah beberapa perbandingan utama:

1. Industri Barang Konsumen Cepat Habis (FMCG)

  • Karakteristik: Produk seperti makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari memiliki siklus hidup pendek dan permintaan yang stabil.
  • Rasio Perputaran Tinggi: Industri ini biasanya memiliki rasio tinggi, sering kali lebih dari 10 kali per tahun, karena produk terjual dengan cepat dan memerlukan pengisian ulang secara teratur.
  • Tantangan: Mengelola stok yang bergerak cepat sambil meminimalkan risiko barang kedaluwarsa melalui otomatisasi dengan bantuan ERP untuk makanan dan minuman.

2. Industri Ritel

  • Karakteristik: Beragam produk dengan siklus penjualan yang bervariasi, mulai dari barang musiman hingga kebutuhan harian.
  • Rasio Bervariasi: Ritel kebutuhan sehari-hari (seperti supermarket) memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan ritel fashion atau elektronik, yang cenderung lebih rendah karena siklus penjualan yang lebih panjang.
  • Strategi: Fokus pada prediksi permintaan dan pengelolaan stok musiman, serta sederhanakan pengelolaan bisnis dengan bantuan software ERP retail.

3. Industri Manufaktur

  • Karakteristik: Melibatkan bahan baku dan barang dalam proses sebelum menjadi produk jadi.
  • Rasio Menengah: Rasio cenderung berkisar antara 3 hingga 6 kali per tahun karena waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dan mendistribusikan barang.
  • Tantangan: Mengoptimalkan persediaan bahan baku sambil memastikan kelancaran proses produksi dengan bantuan software manufaktur.

4. Industri Teknologi dan Elektronik

  • Karakteristik: Produk seperti smartphone atau perangkat keras lainnya sering memiliki siklus hidup pendek karena cepatnya inovasi.
  • Rasio Sedang hingga Rendah: Biasanya antara 2 hingga 4 kali per tahun, karena barang elektronik memiliki nilai tinggi dan tidak terjual secepat barang konsumen.
  • Risiko: Kelebihan stok dapat menyebabkan barang menjadi usang dengan cepat.
  • Strategi: Optimalkan stok dengan mengintegrasikan software inventory management dengan ERP untuk pabrik elektronik.

5. Industri Farmasi

  • Karakteristik: Memerlukan pengelolaan stok yang ketat karena produk sering memiliki masa simpan yang terbatas.
  • Rasio Bervariasi: Obat-obatan umum mungkin memiliki rasio tinggi, sementara obat khusus dengan permintaan terbatas memiliki rasio lebih rendah.
  • Strategi: Pengelolaan stok berbasis permintaan dan perencanaan masa simpan.

6. Industri Peralatan Berat dan Otomotif

  • Karakteristik: Produk bernilai tinggi dengan siklus penjualan yang panjang.
  • Rasio Rendah: Biasanya kurang dari 2 kali per tahun karena produk memerlukan waktu lama untuk terjual.
  • Tantangan: Mengelola biaya penyimpanan dan meminimalkan stok yang tidak terpakai.
  • Strategi: Optimalkan stok berdasarkan permintaan pelanggan dengan software ERP untuk pabrik otomotif yang sudah terintegrasi dengan inventory management system.

7. Industri Barang Mewah

  • Karakteristik: Produk seperti perhiasan dan barang fashion premium memiliki permintaan yang terbatas namun memberikan margin keuntungan besar.
  • Rasio Sangat Rendah: Kurang dari 1 hingga 2 kali per tahun, karena produk sering memerlukan waktu lebih lama untuk menemukan pembeli.
  • Fokus: Menjaga eksklusivitas dan kualitas produk untuk menarik pasar yang spesifik.

Inventory turnover ratio bervariasi berdasarkan karakteristik industri dan produk. Perusahaan sebaiknya tidak hanya membandingkan rasio mereka dengan rata-rata industri secara keseluruhan, tetapi juga dengan kompetitor langsung. Memahami konteks ini memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target rasio yang realistis dan relevan, serta mengidentifikasi strategi yang sesuai untuk meningkatkan efisiensi manajemen persediaan.

Kesimpulan

Inventory turnover ratio adalah salah satu indikator kinerja utama yang dapat memberikan wawasan mendalam mengenai efisiensi manajemen persediaan di sebuah perusahaan. Dengan pemahaman yang baik tentang rasio ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya penyimpanan, dan akhirnya meningkatkan profitabilitas. Namun, setiap industri memiliki standar dan tantangan yang berbeda dalam hal pengelolaan persediaan, sehingga penting bagi setiap perusahaan untuk menyesuaikan strategi mereka dengan karakteristik pasar dan produk yang mereka kelola.

Untuk mencapai efisiensi manajemen persediaan yang optimal, Anda tidak perlu lagi mengandalkan perhitungan manual yang memakan waktu dan berisiko. Integrasikan inventory management system Anda dengan software ERP pilihan dari Think Tank Solusindo seperti SAP Business One atau Acumatica Cloud ERP untuk otomatisasi perhitungan inventory turnover ratio. Dengan fitur-fitur canggih yang disediakan oleh kedua software tersebut, Anda dapat mengelola persediaan secara real-time, mengoptimalkan stok, dan memaksimalkan keuntungan tanpa kerumitan.

Coba demo gratis cloud ERP SAP Business One atau Acumatica sekarang dan rasakan kemudahan dalam mengelola persediaan serta meningkatkan efisiensi operasional bisnis Anda. Hubungi tim konsultan kami via WhatsApp atau e-mail untuk mengatur jadwal demo gratisnya.

https://8thinktank.com
We started from several people who has passion on building software then we grow into team that focus on software implementation IT consultant company where we are focusing helping our custoemrs to implmeent best software solutions on the market to help their business reaching their goals