
Saat Gudang Tak Lagi Kosong: Manfaat Strategi Make to Stock
Setiap hari Senin pagi, Bu Rina—direktur operasional di sebuah perusahaan makanan beku di Surabaya—selalu menggelar rapat cepat dengan tim gudang dan produksi. Minggu lalu, salah satu distributor besar mereka mengeluh karena stok nugget kehabisan di tengah promo besar-besaran. Padahal, tim produksi belum siap untuk memenuhi lonjakan permintaan itu secara mendadak. Akibatnya? Peluang emas lewat begitu saja.
Kejadian itu bukan yang pertama. Dan Bu Rina sadar, sistem produksi berdasarkan pesanan tak lagi relevan untuk produk yang punya pola permintaan stabil seperti makanan beku. Ia butuh pendekatan baru—yang bisa memastikan produk tersedia di rak sebelum pelanggan sempat bertanya. Di situlah ia mulai melirik strategi Make to Stock (MTS), model produksi yang mengandalkan proyeksi permintaan dan ketersediaan stok sebagai senjata utama.
Strategi ini membuka peluang besar bagi bisnis untuk lebih sigap menghadapi pasar tanpa mengorbankan efisiensi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh bagaimana Make to Stock bekerja, kelebihan dan tantangan yang dibawanya, serta bagaimana Anda sebagai pelaku industri bisa menerapkannya untuk menjaga kelancaran arus barang dan kepuasan pelanggan.
Daftar Isi

Memahami Strategi Make to Stock (MTS)
Strategi Make to Stock (MTS) adalah pendekatan produksi di mana barang diproduksi terlebih dahulu dan disimpan di gudang sebelum adanya pesanan dari pelanggan. Strategi ini sangat bergantung pada perkiraan permintaan (demand forecasting) yang akurat. Tujuannya sederhana tapi vital: memastikan produk siap tersedia saat pelanggan membutuhkannya, tanpa harus menunggu waktu produksi.
Dalam model MTS, proses produksi tidak lagi bersifat reaktif terhadap pesanan, tetapi proaktif terhadap tren pasar. Misalnya, jika data menunjukkan bahwa permintaan ayam goreng beku cenderung meningkat menjelang bulan Ramadan, maka perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi dan menyimpan stok sebelum permintaan benar-benar melonjak. Hasilnya? Lead time pengiriman jadi sangat singkat, bahkan instan, karena barang sudah tersedia.
Strategi ini banyak digunakan di industri dengan produk standar atau berulang, seperti makanan dan minuman, elektronik konsumen, produk rumah tangga, hingga fashion musiman. MTS bekerja paling efektif ketika pola permintaan relatif stabil, produk memiliki siklus hidup yang panjang, dan risiko perubahan spesifikasi produk rendah.
Namun, keberhasilan MTS bukan hanya soal “produksi lebih awal”. Dibutuhkan sistem informasi yang kuat, terutama untuk:
- Memprediksi permintaan secara akurat
- Mengelola kapasitas produksi dan gudang
- Menyusun jadwal produksi yang efisien
Tanpa dukungan teknologi dan data yang tepat, strategi ini bisa berbalik arah menjadi bencana: stok menumpuk, modal kerja terkunci di gudang, dan potensi pemborosan meningkat. Karena itu, Make to Stock adalah strategi yang sederhana dalam konsep, tapi kompleks dalam pelaksanaannya.
Keuntungan dan Tantangan Implementasi MTS
Setelah beberapa bulan menjalankan strategi Make to Stock, Bu Rina mulai merasakan dampaknya. Stok produk utama selalu tersedia, distributor tidak lagi mengeluh, dan tim operasional pun bisa bekerja dengan ritme yang lebih teratur. Namun, di balik kemudahan itu, ia juga mulai melihat sisi lain dari strategi ini: biaya penyimpanan meningkat, dan gudang makin sesak.
Inilah realita dari Make to Stock—strategi yang penuh manfaat, tapi tidak tanpa risiko.
✅ Keuntungan Make to Stock
- Waktu Pengiriman Lebih Singkat
Karena produk sudah tersedia, pesanan bisa langsung dikirim tanpa perlu menunggu proses produksi. Hal ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat daya saing di pasar. - Produksi Lebih Stabil dan Efisien
Produksi bisa dijadwalkan secara rutin dan terencana, tanpa tergantung pada fluktuasi pesanan harian. Ini membantu mengurangi overtime dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja serta mesin. - Skalabilitas Lebih Mudah
Ketika permintaan melonjak, bisnis tinggal memperbesar distribusi, bukan buru-buru menambah kapasitas produksi secara darurat.
⚠️ Tantangan Make to Stock
- Risiko Overproduksi dan Stok Mati
Jika perkiraan permintaan meleset, perusahaan bisa mengalami kelebihan stok. Produk yang tidak laku akan menjadi beban biaya dan berpotensi menjadi usang (obsolete). - Biaya Penyimpanan Tinggi
Menyimpan produk jadi dalam jumlah besar berarti membutuhkan ruang gudang yang luas, pengelolaan yang lebih kompleks, serta peningkatan biaya logistik. - Ketergantungan pada Prediksi yang Akurat
Salah dalam membaca tren pasar bisa menyebabkan seluruh sistem MTS tidak berjalan efektif. Oleh karena itu, data historis, tren musiman, dan alat forecasting menjadi elemen krusial.
Strategi MTS bukanlah solusi yang cocok untuk semua jenis produk. Untuk produk dengan permintaan yang sangat fluktuatif atau memiliki banyak variasi kustomisasi, pendekatan ini bisa jadi kontraproduktif. Maka dari itu, pemahaman yang tajam tentang karakteristik produk dan pola pasar sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk menerapkan MTS.
Perbandingan dengan Strategi Make to Order (MTO)
Sebelum memutuskan sepenuhnya berpindah ke Make to Stock, Bu Rina sempat berdiskusi dengan tim R&D dan sales mengenai alternatif lain—yaitu Make to Order (MTO). Strategi ini merupakan kebalikan dari MTS: produksi baru dilakukan setelah ada pesanan masuk. Pendekatan ini sering digunakan pada produk kustom, unit bernilai tinggi, atau ketika permintaan sulit diprediksi.
Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat perbandingannya:
Aspek | Make to Stock (MTS) | Make to Order (MTO) |
---|---|---|
Waktu Tunggu Pelanggan | Singkat (produk sudah tersedia) | Lebih lama (produksi baru dimulai setelah pesanan masuk) |
Ketergantungan pada Prediksi | Tinggi (forecast sangat menentukan) | Rendah (berbasis pesanan aktual) |
Risiko Stok | Tinggi (jika prediksi meleset) | Rendah (stok hanya jika ada pesanan) |
Fleksibilitas Desain | Rendah (produk massal/standar) | Tinggi (bisa disesuaikan sesuai kebutuhan pelanggan) |
Contoh Produk | Makanan kemasan, elektronik rumah tangga | Mesin industri, furnitur custom, produk fashion premium |
Dalam kasus Bu Rina, sebagian produk mereka seperti sosis dan nugget cocok dengan pendekatan MTS karena pola permintaannya cenderung stabil dan volumenya besar. Namun untuk produk musiman atau edisi terbatas—misalnya paket makanan beku khusus Idul Fitri—MTO tetap relevan karena lebih fleksibel dan menghindari kelebihan stok.
Kombinasi dua strategi ini pun bukan hal yang mustahil. Banyak perusahaan menerapkan hybrid model, di mana sebagian lini produk menggunakan MTS, sementara lainnya memakai MTO. Pendekatan ini memberi keleluasaan dalam merespons pasar sekaligus mengelola risiko secara proporsional.
Studi Kasus: Implementasi Make to Stock di Industri
Strategi Make to Stock bukan sekadar teori—banyak perusahaan dari berbagai sektor telah mempraktikkannya dan melihat dampak nyata dalam efisiensi operasional. Mari kita lihat dua contoh implementasi MTS yang relevan di industri Indonesia:
🏭 Industri Makanan Beku
Salah satu produsen makanan beku di Indonesia—yang memproduksi ayam crispy, kentang goreng, dan siomay—mengalami lonjakan permintaan terutama menjelang musim liburan. Sebelum menerapkan MTS, mereka kerap kehilangan peluang penjualan akibat keterlambatan produksi. Namun setelah beralih ke sistem produksi berbasis prediksi permintaan dan integrasi software ERP, tingkat layanan mereka melonjak signifikan hingga mencapai 97%. Selain itu, komplain dari distributor menurun drastis karena produk kini selalu tersedia saat dibutuhkan.
🧴 Industri FMCG (Fast Moving Consumer Goods)
Produsen sabun cair dan detergen dengan distribusi luas ke minimarket dan platform e-commerce mengandalkan MTS untuk memenuhi permintaan yang tinggi dan stabil. Karena produknya relatif standar dan jarang berubah, mereka menyimpan stok produk jadi untuk dua minggu ke depan berdasarkan tren penjualan. Hasilnya, mereka mampu memenuhi lonjakan permintaan saat masa promo tanpa harus mempercepat produksi secara mendadak. Sistem replenishment otomatis yang terintegrasi dengan data penjualan juga membantu menjaga efisiensi gudang dan mencegah kelebihan stok.
Kedua studi kasus ini menegaskan bahwa kunci sukses dari strategi MTS adalah:
- Prediksi permintaan yang andal
- Integrasi sistem informasi antar departemen
- Kemampuan adaptasi terhadap lonjakan volume produksi
Dengan fondasi data yang kuat dan perencanaan matang, Make to Stock bisa menjadi strategi yang sangat efektif di sektor industri yang mengandalkan volume dan kecepatan.
Kesimpulan dan Rekomendasi untuk Pelaku Industri
Strategi Make to Stock bukan hanya soal memproduksi lebih awal—ia adalah seni meramalkan kebutuhan pasar dan menyiapkan pasokan dengan efisien. Bu Rina, setelah melalui masa transisi dan evaluasi, kini bisa melihat gudangnya tak lagi kosong di tengah permintaan tinggi. Lebih dari itu, ia mendapatkan ketenangan operasional, efisiensi produksi, dan kepercayaan dari para mitra distribusi.
Namun, penting untuk diingat: Make to Stock bukan solusi universal. Ia cocok diterapkan pada produk dengan permintaan stabil, volume besar, dan karakteristik standar. Tanpa data penjualan yang akurat dan sistem manajemen yang terintegrasi, strategi ini bisa menimbulkan masalah baru seperti overstock dan pemborosan biaya penyimpanan.
Bagi Anda para praktisi industri dan pebisnis, berikut beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan sebelum menerapkan strategi MTS:
✅ Evaluasi jenis produk Anda—apakah memiliki permintaan yang konsisten?
✅ Bangun sistem forecasting yang kuat, berbasis data historis dan tren pasar.
✅ Pertimbangkan sistem ERP untuk mengintegrasikan produksi, penjualan, dan gudang.
✅ Mulailah dari produk dengan risiko rendah sebelum menerapkan ke seluruh lini.
Jika dijalankan dengan tepat, strategi Make to Stock dapat menjadi senjata andalan dalam menghadapi persaingan pasar yang makin dinamis—memberikan kecepatan tanpa mengorbankan kontrol.
💡 Ingin Strategi Make to Stock Berjalan Lebih Efisien?
Coba demo gratis software ERP seperti SAP Business One atau Acumatica untuk mengelola proses produksi, pengendalian stok, dan peramalan permintaan secara terintegrasi. Dengan ERP, strategi MTS Anda akan lebih presisi dan minim risiko.
Hubungi konsultan Think Tank Solusindo untuk menjadwalkan demo:
🚀 Coba Demo Gratis Sekarang!
- 🖱️ Coba Demo Gratis: Klik di sini
- 📨 Email: info@8thinktank.com
- 📱 WhatsApp: +62 857-1434-5189
