on premise vs cloud erp

Perbandingan ERP On-Premise dan Cloud: Mana yang Cocok untuk Industri Seperti Kelapa Sawit?

“Pusing juga, ya. Kalau mau tambah lahan, berarti harus siapkan infrastruktur IT baru juga? Biayanya bisa setara bikin pabrik lagi…” keluh Bu Wiwit, pemilik perusahaan manufaktur minyak kelapa sawit, saat memandangi proposal ekspansi ke wilayah Sumatra.

Perusahaan yang ia rintis kini tengah berkembang pesat. Permintaan ekspor meningkat, lini produksi makin kompleks, dan kini saatnya membuka lahan perkebunan baru untuk menjaga pasokan bahan baku. Tapi satu hal mengganjal: software ERP yang selama ini digunakan di kantor pusat sudah tidak memadai lagi. Sistem on-premise yang ia bangun bertahun-tahun lalu terasa ketinggalan zaman—tidak bisa diakses secara fleksibel, dan sulit diintegrasikan dengan cabang-cabang baru.

Untuk mengotomatiskan pengelolaan kebun sawit di lokasi baru, ia butuh sistem yang efisien dan bisa digunakan dari lapangan. Tapi kalau tetap menggunakan ERP on-premise, berarti ia harus membangun lagi infrastruktur server dan jaringan di area kebun—biaya dan kompleksitasnya jelas bukan main. Di sisi lain, ERP berbasis cloud memang menjanjikan fleksibilitas dan efisiensi, tapi Bu Wiwit masih ragu soal keamanannya.

Apakah data perusahaan akan tetap aman di cloud? Bagaimana jika koneksi terganggu?

Dilema ini tidak hanya dihadapi Bu Wiwit, tapi juga banyak pemilik bisnis yang sedang bertransformasi digital. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini akan membedah secara menyeluruh perbedaan ERP on-premise dan cloud—mulai dari fitur, kelebihan, tantangan, hingga faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan.

🟦 Apa Itu ERP On-Premise dan Cloud?

Sebelum membahas mana yang lebih cocok untuk bisnis seperti milik Bu Wiwit, penting untuk memahami dulu apa itu ERP on-premise dan ERP cloud, serta bagaimana cara kerja keduanya.

ERP On-Premise adalah sistem ERP yang diinstal dan dijalankan secara lokal di server perusahaan. Seluruh data, sistem, dan proses berada dalam infrastruktur internal yang dikendalikan penuh oleh perusahaan. Model ini mengharuskan investasi awal yang cukup besar, karena perusahaan perlu membeli lisensi, perangkat keras (server), serta membentuk tim IT untuk mengelola dan memelihara sistem.

Sebaliknya, ERP Cloud adalah sistem ERP yang diakses melalui internet dan dikelola oleh penyedia layanan (vendor ERP) sebagai bagian dari model Software-as-a-Service (SaaS). Artinya, perusahaan tidak perlu membeli server atau membangun infrastruktur sendiri. Pembayaran biasanya dilakukan secara berkala (bulanan atau tahunan) berdasarkan jumlah pengguna atau modul yang dipakai.

Perbedaan utama keduanya bisa dirangkum dalam tabel berikut:

AspekERP On-PremiseERP Cloud
Lokasi InstalasiServer internal perusahaanServer vendor (akses melalui internet)
Kontrol SistemPenuh (oleh tim internal)Terbatas (kontrol vendor)
Biaya AwalTinggi (lisensi, hardware, instalasi)Rendah (berbasis langganan)
AksesibilitasHanya di jaringan lokal atau VPNBisa diakses dari mana saja
Waktu ImplementasiLebih lamaLebih cepat
MaintenanceDilakukan oleh tim internalDitangani oleh vendor
SkalabilitasTerbatas (tergantung kapasitas server)Mudah ditingkatkan sesuai kebutuhan bisnis

Dalam konteks industri seperti kelapa sawit, di mana lokasi operasional sering tersebar di daerah-daerah terpencil, perbedaan ini menjadi krusial. Sistem ERP bukan sekadar alat administrasi—ia harus mampu mendukung proses lapangan, logistik, dan distribusi secara real-time.

Selanjutnya, mari kita bahas kelebihan dan kekurangan masing-masing model ERP agar Anda bisa lebih memahami mana yang paling sesuai untuk kebutuhan perusahaan Anda.

🟦 Kelebihan dan Kekurangan ERP On-Premise

ERP on-premise pernah menjadi standar emas dalam dunia sistem bisnis, terutama di kalangan perusahaan besar dengan sumber daya IT internal yang kuat. Namun di era digital saat ini, model ini mulai kehilangan daya tariknya bagi sebagian perusahaan yang ingin bergerak cepat dan lebih efisien. Mari kita lihat kelebihan dan kekurangannya secara objektif.

✅ Kelebihan ERP On-Premise:

  1. Kontrol Penuh atas Sistem dan Data
    Karena sistem berada di server internal, perusahaan memiliki kendali penuh terhadap akses, konfigurasi, dan proteksi data. Ini sangat penting bagi industri yang memiliki regulasi ketat atau kekhawatiran tinggi terhadap kerahasiaan data.
  2. Kustomisasi Lebih Fleksibel
    Sistem on-premise biasanya lebih mudah dikustomisasi secara mendalam, karena tim internal bisa mengatur arsitektur sistem sesuai kebutuhan unik perusahaan, tanpa bergantung pada batasan vendor.
  3. Tidak Bergantung pada Koneksi Internet
    Dalam beberapa kasus, ERP on-premise tetap bisa berjalan dalam jaringan lokal meskipun koneksi internet terganggu—fitur ini kadang penting untuk lokasi produksi yang tidak selalu memiliki jaringan stabil.

❌ Kekurangan ERP On-Premise:

  1. Biaya Awal Sangat Tinggi
    Perlu investasi besar untuk pembelian lisensi software, server, storage, dan tenaga ahli. Belum termasuk biaya maintenance berkala dan pembaruan sistem yang memakan biaya tambahan.
  2. Waktu Implementasi Lebih Lama
    Instalasi fisik, konfigurasi sistem, dan pengujian memakan waktu yang cukup panjang. Ini bisa memperlambat proses digitalisasi bisnis.
  3. Keterbatasan Skalabilitas
    Ketika bisnis berkembang dan butuh kapasitas tambahan, perusahaan harus memperbarui hardware dan infrastruktur—yang tentunya mahal dan menyita waktu.
  4. Tanggung Jawab Maintenance Ada di Internal
    Semua hal teknis seperti backup data, patching sistem, hingga mitigasi risiko keamanan menjadi tanggung jawab penuh tim IT internal.

ERP on-premise memang masih relevan untuk perusahaan yang memiliki infrastruktur IT solid dan kebutuhan keamanan tinggi. Namun, seiring meningkatnya kebutuhan mobilitas dan efisiensi lintas lokasi seperti yang dihadapi Bu Wiwit, keterbatasan ERP on-premise bisa menjadi hambatan pertumbuhan.

🟦 Kelebihan dan Kekurangan ERP Cloud

Cloud ERP kini menjadi pilihan utama bagi banyak perusahaan yang ingin bergerak lebih lincah, cepat beradaptasi, dan meminimalkan investasi awal. Model ini sangat cocok bagi bisnis yang memiliki banyak lokasi operasional, tim lapangan, atau kebutuhan untuk mengakses sistem kapan saja dan dari mana saja.

✅ Kelebihan ERP Cloud:

  1. Biaya Awal Lebih Ringan
    Tidak perlu investasi hardware, server, atau data center. Anda hanya membayar biaya langganan sesuai paket dan jumlah pengguna—lebih mudah diprediksi dan diatur dalam anggaran.
  2. Akses Fleksibel dan Mobile-Friendly
    Sistem berbasis cloud bisa diakses dari laptop, tablet, maupun smartphone. Ini sangat mendukung kerja tim lapangan, seperti pengawasan operasional kebun atau gudang di lokasi terpencil.
  3. Implementasi Cepat
    Karena tidak memerlukan instalasi fisik, ERP cloud bisa diimplementasikan dalam hitungan minggu—bahkan hari, tergantung kompleksitasnya.
  4. Skalabilitas Tinggi
    Menambah cabang baru, pengguna baru, atau modul tambahan bisa dilakukan dengan mudah dan cepat tanpa perlu upgrade infrastruktur.
  5. Maintenance Ditangani Vendor
    Pembaruan sistem, patch keamanan, dan backup data otomatis dilakukan oleh penyedia ERP. Anda tidak perlu khawatir soal teknis—cukup fokus ke operasional bisnis.

❌ Kekurangan ERP Cloud:

  1. Ketergantungan pada Koneksi Internet
    Jika koneksi terputus atau lambat—terutama di lokasi terpencil—akses sistem bisa terganggu. Ini menjadi tantangan nyata untuk industri seperti perkebunan di daerah pelosok.
  2. Kontrol Data Tidak Sepenuhnya di Tangan Sendiri
    Karena data disimpan di server vendor, perusahaan harus memastikan penyedia ERP memiliki standar keamanan tinggi dan kepatuhan terhadap regulasi.
  3. Kustomisasi Terbatas
    Beberapa solusi cloud ERP tidak menyediakan opsi kustomisasi sedalam on-premise, karena sistemnya dirancang untuk efisiensi dan standar tertentu.

Bagi Bu Wiwit yang ingin memperluas lahan kelapa sawit ke Sumatra, ERP cloud menawarkan banyak kemudahan. Namun kekhawatiran soal konektivitas dan kontrol data juga perlu dipertimbangkan secara matang.

Selanjutnya, mari kita bahas perbandingan keduanya secara lebih komprehensif dari berbagai aspek penting bisnis—mulai dari biaya, aksesibilitas, keamanan, hingga skalabilitas.

🟦 Perbandingan ERP On-Premise vs Cloud: Dari Berbagai Aspek Penting

Memilih software ERP yang tepat bukan hanya soal harga atau tren teknologi. Ada berbagai aspek strategis yang harus diperhatikan agar sistem benar-benar mendukung kebutuhan dan pertumbuhan bisnis. Berikut perbandingan antara ERP on-premise dan ERP cloud dari sisi-sisi krusial:

🔹 1. Biaya dan Model Pembayaran

AspekERP On-PremiseERP Cloud
Investasi AwalTinggi (hardware, lisensi)Rendah (berbasis langganan)
Biaya BerkelanjutanMaintenance, upgradeLangganan bulanan/tahunan
Total Cost of OwnershipLebih tinggi dalam jangka pendekLebih stabil dan terprediksi

👉 Insight: Untuk bisnis yang ingin menekan biaya awal, cloud ERP lebih efisien. Namun untuk jangka panjang dan perusahaan dengan infrastruktur kuat, on-premise bisa lebih ekonomis.

🔹 2. Aksesibilitas dan Mobilitas

AspekERP On-PremiseERP Cloud
Akses dari luar kantorTerbatas (perlu VPN)Bisa dari mana saja
Dukungan perangkat mobileTerbatas atau tidak tersediaOptimal (mobile-ready)
Cocok untuk tim lapanganKurang cocokSangat cocok

👉 Insight: Jika Anda memiliki banyak lokasi operasional seperti perkebunan, gudang, atau distribusi lintas wilayah, cloud ERP jauh lebih unggul dari sisi aksesibilitas.

🔹 3. Keamanan dan Kepatuhan

AspekERP On-PremiseERP Cloud
Kontrol atas dataPenuh (di internal)Bergantung vendor
Risiko serangan siberTergantung proteksi internalVendor biasanya punya standar tinggi (ISO, GDPR, dll)
Kepatuhan regulasiDapat disesuaikan secara lokalPerlu pastikan vendor sesuai standar industri

👉 Insight: Perusahaan dengan regulasi ketat atau kepekaan data tinggi mungkin lebih nyaman dengan on-premise. Tapi vendor ERP terpercaya juga kini telah memiliki sertifikasi keamanan yang sangat ketat.

🔹 4. Skalabilitas dan Pertumbuhan

AspekERP On-PremiseERP Cloud
Penambahan cabang/modulPerlu upgrade serverTinggal aktivasi modul baru
Dukungan ekspansiTerbatas oleh kapasitas infrastrukturSangat fleksibel
Cocok untuk scale-upPerlu waktu dan biaya tambahanCepat dan efisien

👉 Insight: Cloud ERP sangat mendukung pertumbuhan bisnis seperti milik Bu Wiwit yang ingin ekspansi ke wilayah baru tanpa harus membangun server tambahan.

🔹 5. Maintenance dan Dukungan Teknis

AspekERP On-PremiseERP Cloud
Siapa yang menangani?Tim IT internalVendor ERP
Upgrade sistemManual, bisa mahalOtomatis dan berkala
DowntimeBisa lebih sering jika tidak dikelola baikUmumnya lebih stabil (dengan SLA)

👉 Insight: Jika Anda tidak memiliki tim IT yang kuat, ERP cloud lebih ideal karena vendor akan menangani semuanya.

Dengan melihat perbandingan di atas, terlihat bahwa ERP cloud menawarkan fleksibilitas dan kemudahan yang signifikan untuk bisnis yang sedang berkembang atau memiliki banyak titik operasi. Namun, ERP on-premise tetap relevan bagi perusahaan yang membutuhkan kontrol penuh atas sistem dan data.

🟦 Studi Kasus Mini: Ketika Lokasi Menentukan Solusi ERP

📌 Kasus 1: Ekspansi Perusahaan Perkebunan Sawit

Seperti yang dialami Bu Wiwit, perusahaan minyak kelapa sawit yang ingin membuka lahan baru di wilayah Sumatra menghadapi tantangan infrastruktur. Di lokasi terpencil, pembangunan server fisik dan jaringan lokal bukanlah hal mudah—biaya dan waktu yang dibutuhkan bisa sangat besar.

Solusinya? ERP cloud menjadi pilihan paling logis. Dengan sistem yang bisa diakses lewat internet, tim lapangan dapat mencatat hasil panen, memonitor distribusi pupuk, hingga mengelola stok suku cadang langsung dari kebun—cukup lewat tablet atau perangkat mobile.

📌 Kasus 2: Pabrik Kimia dengan Prosedur Keamanan Ketat

Berbeda dengan Bu Wiwit, sebuah pabrik kimia di kawasan industri Cilegon lebih memilih sistem ERP on-premise. Mengapa? Karena mereka beroperasi dalam lingkungan dengan regulasi tinggi terkait keamanan data dan proses manufaktur yang sangat sensitif. Sistem on-premise memungkinkan mereka mengontrol penuh arsitektur keamanan dan menghindari risiko akses eksternal yang tidak diinginkan.

Dari dua studi mini ini, bisa kita simpulkan bahwa lokasi, industri, dan tingkat regulasi sangat memengaruhi pilihan model ERP yang paling tepat.

🟦 Tren Industri: Cloud ERP Semakin Dominan

Menurut laporan dari Gartner, lebih dari 60% proyek ERP baru kini memilih model cloud. Bahkan banyak vendor besar seperti SAP dan Acumatica sudah mengembangkan solusi cloud-native yang lebih fleksibel dan cepat diimplementasikan, tanpa mengorbankan keamanan dan integrasi.

📈 Statista juga mencatat bahwa pasar ERP cloud global diprediksi mencapai lebih dari $100 miliar pada tahun 2025, hampir dua kali lipat dari lima tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa arah industri semakin condong pada model cloud—terutama di sektor yang membutuhkan mobilitas tinggi, seperti agrikultur, distribusi, manufaktur, dan logistik.

Namun begitu, vendor-vendor ternama tetap menyediakan opsi on-premise dan hybrid untuk perusahaan yang membutuhkan pengaturan lebih spesifik.

🟦 Kapan Harus Memilih ERP Cloud vs On-Premise?

Tidak ada satu jawaban yang benar untuk semua perusahaan. Pilihan antara ERP cloud dan on-premise sangat bergantung pada kondisi internal, strategi pertumbuhan, hingga lokasi operasional Anda. Berikut adalah checklist pertanyaan reflektif yang bisa membantu Anda menentukannya:

✅ ERP Cloud Cocok Jika:

  • ☐ Bisnis Anda memiliki banyak lokasi atau tim lapangan yang perlu akses sistem dari mana saja.
  • ☐ Anda ingin menghindari biaya awal besar untuk pembelian server dan lisensi software.
  • ☐ Anda tidak memiliki tim IT internal yang cukup kuat untuk maintenance sistem.
  • ☐ Perusahaan sedang dalam fase pertumbuhan dan membutuhkan sistem yang cepat diimplementasikan.
  • ☐ Anda menginginkan sistem yang selalu up-to-date tanpa perlu mengatur upgrade manual.
  • ☐ Koneksi internet di area operasional Anda sudah stabil dan memadai.

✅ ERP On-Premise Cocok Jika:

  • ☐ Perusahaan Anda berada dalam industri dengan regulasi ketat atau data sensitif.
  • ☐ Anda ingin kontrol penuh atas infrastruktur, arsitektur, dan keamanan sistem.
  • ☐ Tim IT internal Anda mampu menangani instalasi, patching, dan backup secara mandiri.
  • ☐ Koneksi internet di lokasi kerja sering tidak stabil atau tidak bisa diandalkan.
  • ☐ Anda memiliki infrastruktur IT yang sudah kuat dan ingin memaksimalkan investasinya.
  • ☐ Sistem ERP yang digunakan membutuhkan kustomisasi tingkat tinggi dan kompleks.

Tips: Jika Anda merasa pilihan Anda berada di antara keduanya, beberapa vendor ERP seperti SAP dan Acumatica juga menyediakan opsi hybrid—menggabungkan kekuatan cloud dan kontrol lokal on-premise.

🟦 Kesimpulan: Pilihan Bu Wiwit dan Langkah Cerdas Menuju Transformasi

Setelah melewati banyak diskusi dengan tim operasional dan IT, serta mempertimbangkan rencana ekspansi kebun sawit ke Sumatra, akhirnya Bu Wiwit mengambil keputusan: beralih ke sistem ERP cloud.

Bukan tanpa kekhawatiran, terutama soal keamanan data dan koneksi internet. Namun setelah berdiskusi dengan konsultan ERP terpercaya, ia memilih vendor ERP cloud yang sudah tersertifikasi ISO dan terbukti digunakan oleh banyak perusahaan agrikultur dan manufaktur di Indonesia. Selain itu, sistem tersebut bisa diakses dengan lancar melalui tablet oleh tim lapangan di kebun—menjadikan pengelolaan panen, stok, hingga pengiriman jauh lebih efisien dan real-time.

Langkah ini tidak hanya mempercepat digitalisasi bisnisnya, tapi juga membuka peluang baru untuk mengintegrasikan seluruh rantai pasok, mulai dari kebun hingga pabrik.

Pada akhirnya, tidak ada solusi yang benar atau salah—yang ada adalah solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan arah pertumbuhan bisnis Anda.

Jika Anda sedang berada di posisi yang sama seperti Bu Wiwit, Think Tank Solusindo siap membantu Anda mengevaluasi dan memilih solusi ERP terbaik—baik on-premise, cloud, maupun hybrid.

🟩 Coba Demo Gratis ERP Anda Sekarang

Ingin tahu seperti apa sistem ERP cloud dan on-premise bekerja dalam skenario bisnis Anda?

💡 Coba demo gratis software ERP dari Think Tank Solusindo, seperti:

  • SAP Business One – Cocok untuk perusahaan manufaktur skala menengah.
  • SAP S/4HANA – Untuk enterprise besar dengan proses kompleks.
  • Acumatica Cloud ERP – Solusi fleksibel untuk industri modern, termasuk agrikultur.

🎯 Konsultasikan kebutuhan bisnis Anda bersama tim ahli kami dan temukan solusi yang paling cocok untuk ekspansi Anda berikutnya.

📲 Hubungi kami sekarang untuk menjadwalkan demo:

❓ Pertanyaan Umum Seputar ERP On Premise vs Cloud ERP

ERP on-premise diinstal di server internal perusahaan, sedangkan ERP cloud diakses melalui internet dan dikelola oleh vendor. Perbedaan mencakup biaya, fleksibilitas, dan kontrol sistem.

Ya, ERP cloud modern umumnya telah tersertifikasi ISO dan dilengkapi fitur keamanan berlapis. Penting untuk memilih vendor terpercaya yang sesuai regulasi industri.

Ini bisa menjadi tantangan bagi ERP cloud. Namun, beberapa solusi menawarkan fitur offline mode terbatas atau hybrid deployment sebagai alternatif.

Masih relevan untuk perusahaan dengan kebutuhan kustomisasi tinggi dan kontrol data ketat. Namun, fleksibilitas cloud membuatnya lebih unggul dalam skenario ekspansi cepat.

Anda bisa menghubungi tim Think Tank Solusindo untuk menjadwalkan demo gratis ERP seperti SAP Business One, S/4HANA, atau Acumatica sesuai kebutuhan bisnis Anda.

https://8thinktank.com
Think Tank Solusindo adalah perusahaan konsultan ERP yang berdedikasi untuk membantu bisnis mengatasi tantangan operasional melalui solusi teknologi terbaik. Sebagai mitra resmi dari ERP global seperti SAP, Acumatica dan lainnya, kami tidak hanya menyediakan sistem — kami memberikan transformasi bisnis yang nyata. Kami percaya bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan unik, dan itulah sebabnya tim kami hadir bukan hanya sebagai vendor, tapi sebagai partner strategis. Think Tank menggabungkan pengalaman industri, teknologi terkini, dan pendekatan konsultatif untuk memberikan solusi ERP yang tepat sasaran dan berdampak nyata bagi klien. Dengan dukungan teknologi kelas dunia, kami membantu perusahaan memperbaiki proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat pertumbuhan. Apa yang membedakan Think Tank dari team lainnya? Kami bukan hanya menjual software — kami menyelesaikan masalah bisnis.