custom software development

Ketika Software Standar Tak Cukup: Transformasi Lewat Custom Software Development

Rapat direksi pagi itu berjalan panas. Ibu Citra, Direktur Operasional di perusahaan distributor motor elektrik Voltora Indonesia, duduk di ujung meja, mencoba menahan napas panjang ketika satu per satu direktur lain menumpahkan kekesalannya. “Stok di cabang Surabaya katanya habis, tapi di sistem masih ada lima puluh unit! Ini sudah minggu ketiga seperti ini!” bentak Direktur Keuangan sambil menatap layar laporan penjualan.

Sementara itu, tim penjualan melaporkan keterlambatan pengiriman ke beberapa dealer besar karena data logistik tidak sinkron. Di sisi lain, pelanggan yang mengajukan klaim garansi baterai menunggu lama karena sistem servis tidak terhubung otomatis dengan data pembelian. Semua mata beralih ke Ibu Citra. Dalam istilah kantor, ia sedang “dirujak” habis-habisan.

Padahal di atas kertas, perusahaan mereka sudah menggunakan software ERP terkenal. Namun seiring pertumbuhan bisnis, sistem itu terasa seperti pakaian lama yang dipaksakan tetap muat. Proses operasional Voltora sudah jauh lebih kompleks, ada integrasi dealer, modul garansi, laporan ramah lingkungan, hingga kebutuhan custom workflow untuk approval pembelian. Tapi semua itu belum bisa difasilitasi oleh ERP standar yang mereka gunakan.

Dalam hati, Ibu Citra tahu ini bukan soal ketidakdisiplinan tim, melainkan soal sistem yang kaku. Setiap kali butuh penyesuaian kecil, tim IT harus menunggu vendor luar berhari-hari, dan biaya tambahan terus menggunung. Ia mulai sadar, mungkin perusahaan butuh pendekatan baru: sistem yang bisa menyesuaikan diri dengan bisnis, bukan sebaliknya.

Di tengah tekanan rapat itu, satu istilah terlintas di pikirannya, custom software development. Sebuah ide tentang bagaimana sistem bisa dibangun sesuai cara kerja unik Voltora. Tapi benarkah itu solusi yang mereka cari, atau justru awal dari kompleksitas baru?

Apa Itu Custom Software Development dan Mengapa Perusahaan Membutuhkannya?

Setelah rapat panjang yang penuh kritik, Ibu Citra menghabiskan sore harinya di ruang kerja, menatap papan whiteboard yang penuh catatan proses bisnis Voltora. Dari pengadaan spare part, manajemen stok, hingga sistem garansi, semuanya punya pola kerja yang unik. “ERP kita hebat, tapi cara kerja kita jauh lebih rumit dari modul standarnya,” gumamnya.

Di sinilah istilah custom software development mulai terasa relevan. Secara sederhana, custom software development adalah proses membangun atau memodifikasi aplikasi agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan alur kerja bisnis, bukan sebaliknya. Jika software standar ibarat pakaian jadi yang tinggal dipakai, maka software kustom ibarat pakaian jahitan khusus, pas di badan, nyaman, dan bisa menyesuaikan perubahan bentuk tubuh seiring waktu.

Dalam konteks bisnis seperti Voltora, custom software development berarti software ERP tidak lagi bersifat “satu ukuran untuk semua”. Setiap modul (entah itu stok baterai, jadwal pengiriman, atau data performa motor elektrik di lapangan) bisa dikembangkan atau disesuaikan agar mencerminkan proses riil yang terjadi di lapangan. Hasilnya bukan hanya efisiensi, tapi juga akurasi data lintas divisi dan kecepatan pengambilan keputusan.

Bagi praktisi bisnis, konsep ini bukan sekadar soal “membuat software baru”, tapi soal mendapatkan kendali atas proses digitalisasi. Tidak lagi bergantung pada keterbatasan sistem bawaan, perusahaan bisa menciptakan fitur tambahan yang mendukung keunggulan kompetitif, sesuatu yang mustahil jika hanya mengandalkan software generik.

Bagi Ibu Citra, ide itu terdengar seperti napas baru. Namun ia juga tahu, membangun sistem dari nol bukan hal sederhana. Maka langkah berikutnya yang ia pertimbangkan adalah: adakah sistem ERP besar yang sudah mendukung fleksibilitas seperti ini, tanpa kehilangan kestabilan sistem inti yang mereka butuhkan untuk mengelola bisnis skala nasional?

Tantangan Nyata di Balik ERP Standar Voltora

Beberapa minggu setelah rapat itu, Ibu Citra meminta tim IT membuat daftar kendala operasional yang muncul karena keterbatasan sistem ERP mereka. Hasilnya menumpuk di meja: tiga halaman penuh masalah yang selama ini mereka hadapi tapi dianggap “wajar” oleh vendor ERP. Saat ia membacanya satu per satu, Ibu Citra mulai sadar bahwa akar persoalannya bukan sekadar teknis, melainkan struktural.

Masalah pertama muncul dari ketidakselarasan proses antar cabang. Sistem ERP yang digunakan Voltora hanya memiliki satu skema alur pembelian, padahal pola permintaan suku cadang di cabang Jakarta dan Makassar sangat berbeda. Akibatnya, proses approval dan pengadaan sering tersendat. Beberapa dealer harus menunggu berhari-hari hanya karena sistem tidak mengenali prioritas pengiriman lokal.

Masalah berikutnya ada di laporan dan integrasi data. Modul penjualan, gudang, dan servis masih bekerja seperti tiga pulau terpisah. Data stok baterai tidak langsung terhubung dengan data penjualan, dan sistem servis tidak otomatis memperbarui riwayat garansi pelanggan. “Kadang laporan yang masuk hari ini masih belum memuat transaksi kemarin,” keluh Kepala Gudang pada Ibu Citra. Situasi ini membuat pengambilan keputusan jadi lambat, dan peluang bisnis terlewat begitu saja.

Di sisi lain, biaya tambahan untuk setiap perubahan kecil terus membengkak. Setiap kali Voltora ingin menambah field baru atau menyesuaikan alur persetujuan, mereka harus memesan layanan tambahan ke vendor ERP. Prosesnya bisa memakan waktu berminggu-minggu, padahal kebutuhan di lapangan sering berubah dalam hitungan hari. Hal ini membuat tim IT internal merasa seperti hanya “penonton” di sistem yang seharusnya mereka kendalikan.

Semua pain point itu menggambarkan satu hal: Voltora sudah tumbuh terlalu cepat untuk sistem yang kaku. Ia butuh solusi yang lebih fleksibel, sesuatu yang bisa beradaptasi dengan inovasi tanpa mengorbankan stabilitas.

Custom Software Development: Solusi Fleksibel untuk Bisnis yang Terus Bertumbuh

Setelah menelusuri semua masalah yang muncul di lapangan, Ibu Citra mulai memahami bahwa solusi tidak bisa datang dari tambal-sulam sistem lama. Voltora butuh sesuatu yang bisa mengikuti cara kerja mereka, bukan membuat mereka terus menyesuaikan diri pada batasan software. Di sinilah konsep custom software development mulai terasa sebagai jawaban nyata.

Dengan custom software development, Voltora bisa membangun modul dan fitur yang secara spesifik mencerminkan kebutuhan operasional mereka. Misalnya, modul pengiriman baterai yang otomatis menyesuaikan prioritas dealer berdasarkan histori penjualan, atau dashboard kinerja servis yang terhubung langsung ke sistem garansi dan pelacakan baterai. Semua itu dapat dirancang agar sesuai dengan budaya kerja internal dan ritme distribusi motor elektrik yang sangat dinamis.

Namun di tengah semangat itu, Ibu Citra sadar ada risiko besar: membangun software dari nol berarti kehilangan stabilitas dan keamanan ERP yang sudah terbukti. Ia tidak ingin Voltora berakhir dengan sistem yang tidak bisa diintegrasikan atau sulit di-upgrade. Maka, ia mencari pendekatan yang bisa memadukan fleksibilitas kustomisasi dengan kekuatan sistem ERP kelas dunia, dan di sanalah nama SAP S/4HANA mulai muncul di radar.

SAP S/4HANA tidak hanya dikenal karena skalabilitas dan kekuatan datanya, tapi juga karena menyediakan arsitektur extensibility, sebuah kerangka yang memungkinkan perusahaan menambahkan logika, modul, bahkan aplikasi baru tanpa merusak inti sistem.

Ada tiga pendekatan yang relevan untuk bisnis seperti Voltora:

  • In-App Extensibility, memungkinkan pengguna bisnis menambah field, aturan, atau tampilan langsung di sistem ERP tanpa coding kompleks.
  • Side-by-Side Extensibility melalui SAP Business Technology Platform (BTP), di mana pengembang bisa membangun aplikasi tambahan yang terhubung secara real-time ke data inti ERP.
  • Developer Extensibility (ABAP Cloud), untuk menciptakan objek bisnis dan API khusus yang tetap kompatibel dengan pembaruan sistem.

Dengan kombinasi itu, Ibu Citra tidak perlu meninggalkan sistem yang sudah mapan, mereka cukup memperluasnya. Misalnya, tim IT bisa membuat modul pelacakan baterai kustom di BTP, lalu menghubungkannya langsung ke data garansi di S/4HANA tanpa risiko crash atau gangguan saat upgrade.

Bagi Ibu Citra, inilah titik baliknya. Ia menyadari bahwa custom software development bukan berarti memulai dari nol, melainkan memanfaatkan teknologi ERP yang bisa beradaptasi. Dengan pendekatan ini, Voltora bisa terus berinovasi, sekaligus menjaga kestabilan fondasi digital yang menopang seluruh operasional bisnis.

Transformasi Digital yang Akhirnya “Nyata” di Voltora

Beberapa bulan setelah keputusan besar itu, suasana di kantor pusat Voltora berubah. Tim IT yang dulu hanya jadi “penghubung vendor” kini punya peran baru: arsitek solusi bisnis. Bersama konsultan eksternal, mereka membangun beberapa modul kustom di atas SAP S/4HANA menggunakan SAP Business Technology Platform.

Modul pertama yang lahir adalah Battery Lifecycle Tracker, aplikasi yang mencatat masa pakai baterai tiap unit motor elektrik dari pabrik hingga ke tangan pelanggan. Aplikasi ini terhubung langsung dengan data penjualan dan servis di sistem utama, sehingga tim after-sales bisa tahu dengan cepat kapan baterai perlu diganti, bahkan sebelum pelanggan mengeluh.

Lalu ada Smart Dealer Portal, hasil dari side-by-side extensibility. Portal ini memberi akses real-time bagi dealer di berbagai kota untuk memantau stok, mengajukan permintaan pengiriman, dan memproses klaim garansi tanpa perlu antre approval manual. Dampaknya terasa langsung: waktu pemrosesan order turun hampir separuh, dan kepuasan dealer naik signifikan.

Sementara di sisi operasional, modul ERP lama yang kaku kini lebih lentur berkat fitur In-App Extensibility. Tim procurement bisa menambahkan field tambahan untuk mencatat jenis baterai tertentu tanpa perlu proyek baru yang memakan biaya besar. “Sekarang kami yang menyesuaikan sistem, bukan menunggu sistem menyesuaikan kami,” ujar Ibu Citra dengan nada lega saat rapat bulanan.

Namun perubahan terbesar bukan hanya di sistem, melainkan cara berpikir seluruh organisasi. Custom software development mengubah paradigma mereka: digitalisasi bukan sekadar menginstal aplikasi, tapi membentuk ulang proses bisnis agar lebih tangkas dan relevan dengan realitas pasar. Perusahaan Ibu Citra kini lebih siap menghadapi ekspansi, bahkan mulai menjajaki kerja sama dengan startup penyedia stasiun penukaran baterai.

Bagi Ibu Citra, keputusan itu terasa seperti menyalakan lampu di ruangan yang sebelumnya remang. ERP mereka kini bukan lagi beban, melainkan fondasi yang bisa tumbuh bersama ambisi perusahaan.

Kesimpulan

Setelah melalui fase yang cukup melelahkan, Bu Citra akhirnya bisa bernapas lega. Sistem ERP baru yang diimplementasikan (SAP S/4HANA) benar-benar membawa perubahan besar. Ia tak lagi perlu berjibaku dengan laporan yang tak sinkron antara gudang dan dealer, sebab semua data kini otomatis terintegrasi. Tim sales bisa memantau stok real-time di dealer mana pun, tim keuangan lebih cepat menutup pembukuan bulanan, dan manajemen bisa memantau performa setiap cabang hanya lewat satu dashboard interaktif.

Transformasi ini juga membuat proses pengadaan dan distribusi jauh lebih efisien. Tak ada lagi tumpang tindih pesanan atau kesalahan pengiriman akibat miskomunikasi antar tim. Semua proses kini berjalan dalam satu sistem terpadu, yang tidak hanya mempercepat keputusan bisnis, tapi juga meningkatkan kepercayaan mitra dealer terhadap perusahaan. Bagi Bu Citra, inilah bukti bahwa digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan untuk bertahan di industri yang kian kompetitif.

Kalau perusahaan Anda juga sedang menghadapi tantangan serupa, mulai dari keterlambatan laporan, stok yang tak akurat, hingga sistem ERP lama yang sulit dikembangkan, saatnya mempertimbangkan langkah yang sama. Dengan dukungan dari Think Tank Solusindo, implementasi SAP S/4HANA bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda. Konsultan berpengalaman akan membantu dari tahap perencanaan hingga go-live, memastikan setiap proses berjalan mulus tanpa mengganggu operasional harian.

💡 Ingin tahu bagaimana SAP S/4HANA dapat mentransformasi bisnis Anda?

Segera jadwalkan demo gratis bersama tim Think Tank Solusindo dan rasakan perbedaannya secara langsung.

💬 Hubungi Kami Sekarang!

FAQ tentang Implementasi SAP S/4HANA di Industri Distribusi

SAP S/4HANA membantu perusahaan memantau seluruh rantai pasok, dari pengadaan, stok, hingga penjualan, dalam satu sistem terintegrasi. Dengan data real-time, manajemen bisa mengambil keputusan lebih cepat dan akurat, mengurangi risiko keterlambatan distribusi, serta meningkatkan efisiensi operasional.

ERP generasi lama biasanya tidak fleksibel dan sulit dikustomisasi sesuai kebutuhan baru. Ketika perusahaan tumbuh, sistem tersebut sering tidak mampu menangani volume transaksi yang meningkat atau proses bisnis yang makin kompleks, sehingga memperlambat kinerja dan akurasi data.

Ya, SAP S/4HANA dapat dikonfigurasi untuk terhubung dengan sistem eksternal, termasuk portal dealer atau aplikasi inventori pihak ketiga. Integrasi ini memastikan arus data tetap sinkron tanpa perlu input manual yang memakan waktu.

Durasi implementasi tergantung pada kompleksitas bisnis, jumlah cabang, dan proses yang ingin diotomatisasi. Namun, dengan dukungan konsultan Think Tank Solusindo, proses ini biasanya dapat diselesaikan dalam waktu beberapa bulan dengan pendekatan bertahap dan minim gangguan terhadap aktivitas operasional.

Ya. Setiap proyek implementasi disertai sesi pelatihan agar seluruh tim memahami cara menggunakan sistem dengan optimal. Tujuannya, agar transisi ke sistem baru berjalan lancar dan produktivitas tetap terjaga.

https://8thinktank.com
Think Tank Solusindo adalah perusahaan konsultan ERP yang berdedikasi untuk membantu bisnis mengatasi tantangan operasional melalui solusi teknologi terbaik. Sebagai mitra resmi dari ERP global seperti SAP, Acumatica dan lainnya, kami tidak hanya menyediakan sistem — kami memberikan transformasi bisnis yang nyata. Kami percaya bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan unik, dan itulah sebabnya tim kami hadir bukan hanya sebagai vendor, tapi sebagai partner strategis. Think Tank menggabungkan pengalaman industri, teknologi terkini, dan pendekatan konsultatif untuk memberikan solusi ERP yang tepat sasaran dan berdampak nyata bagi klien. Dengan dukungan teknologi kelas dunia, kami membantu perusahaan memperbaiki proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat pertumbuhan. Apa yang membedakan Think Tank dari team lainnya? Kami bukan hanya menjual software — kami menyelesaikan masalah bisnis.