Apa itu Purchase Order? Fungsi, Jenis, dan Relevansinya dalam Pengelolaan Bisnis
Salah satu alat penting yang digunakan untuk memastikan transaksi berjalan lancar dan terdokumentasi dengan baik adalah Purchase Order (PO). Dokumen ini tidak hanya berfungsi sebagai bukti formal atas kesepakatan antara pembeli dan pemasok, tetapi juga menjadi bagian krusial dalam pengelolaan anggaran dan persediaan.
Namun, meskipun Purchase Order sudah menjadi istilah yang umum, banyak pelaku bisnis yang belum sepenuhnya memahami manfaat strategis dan teknis dari dokumen ini. Padahal, penerapan PO yang tepat dapat membantu perusahaan menghindari kesalahan, memperkuat hubungan dengan pemasok, hingga meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap segala hal tentang Purchase Order — mulai dari pengertian, fungsi, jenis, hingga proses pembuatannya. Kami juga akan mengupas tantangan dalam implementasi PO serta pentingnya otomatisasi untuk bisnis modern. Dengan panduan ini, Anda diharapkan dapat memaksimalkan manfaat PO dalam operasional bisnis Anda.
Daftar Isi
Pengertian Purchase Order
Purchase Order (PO) adalah dokumen resmi yang dibuat oleh pembeli untuk menyampaikan niat pembelian barang atau jasa kepada pemasok. Dokumen ini mencantumkan detail penting seperti jenis barang atau jasa yang dipesan, jumlah, harga yang disepakati, serta informasi lainnya seperti tanggal pengiriman dan metode pembayaran. PO berfungsi sebagai kontrak formal antara pembeli dan pemasok, yang mengatur kesepakatan sebelum barang atau jasa dikirim.
Dalam praktiknya, PO tidak hanya menjadi alat komunikasi antara pembeli dan pemasok, tetapi juga berperan dalam sistem manajemen keuangan perusahaan. Dokumen ini membantu mengelola pengeluaran, melacak pemesanan, dan memverifikasi kesesuaian barang atau jasa yang diterima. Perusahaan yang menggunakan sistem Purchase Order secara konsisten dapat mengurangi risiko kesalahpahaman dengan pemasok dan menjaga transparansi dalam transaksi bisnis.
Salah satu kelebihan utama dari PO adalah kemampuannya untuk membantu perusahaan menjaga kendali anggaran. Dengan adanya dokumen ini, setiap pembelian dapat direkam secara sistematis, sehingga memudahkan tim keuangan untuk melacak pengeluaran dan memastikan kesesuaian dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Meski terkesan sederhana, PO memainkan peran yang signifikan dalam rantai pasok dan inventory management. Dokumen ini juga menjadi dasar untuk audit dan analisis keuangan, karena mencatat semua aktivitas pembelian yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Jenis-Jenis Purchase Order
Purchase Order (PO) memiliki beberapa jenis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan kompleksitas transaksi. Setiap jenis PO memiliki karakteristik yang unik dan digunakan untuk tujuan tertentu, terutama dalam proses pembelian dan pengelolaan inventaris. Berikut adalah penjelasan jenis-jenis PO yang umum digunakan:
1. Standard Purchase Order (SPO)
Standard Purchase Order adalah jenis PO yang paling umum digunakan. Dokumen ini mencantumkan detail lengkap tentang barang atau jasa yang akan dibeli, termasuk jumlah, harga, tanggal pengiriman, dan syarat pembayaran. SPO biasanya digunakan untuk pesanan satu kali atau pembelian yang tidak berulang.
Contoh: Perusahaan membeli 100 unit laptop dari pemasok untuk kebutuhan operasional baru.
2. Blanket Purchase Order (BPO)
Blanket Purchase Order digunakan untuk pembelian berulang dalam jumlah besar selama periode waktu tertentu. Dalam BPO, pembeli dan pemasok menyepakati harga dan syarat pembayaran di awal, meskipun barang atau jasa akan dikirim secara bertahap. PO ini cocok untuk perusahaan yang membutuhkan pasokan rutin dari vendor tertentu.
Contoh: Restoran memesan bahan makanan setiap minggu dari pemasok dengan harga tetap selama enam bulan.
3. Standing Purchase Order (Standing PO)
Standing Purchase Order digunakan untuk pembelian yang sifatnya reguler namun tanpa batasan jumlah spesifik atau waktu tertentu. PO ini memungkinkan perusahaan untuk menerima barang atau jasa sesuai kebutuhan tanpa perlu membuat PO baru setiap kali pemesanan dilakukan.
Contoh: Perusahaan menyewa layanan kebersihan bulanan tanpa menetapkan batasan jumlah kunjungan.
4. Planned Purchase Order (Planned PO)
Planned Purchase Order adalah jenis PO yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Dokumen ini mencakup informasi lengkap seperti kuantitas, harga, dan jadwal pengiriman, tetapi pengiriman hanya dilakukan setelah pembeli memberikan pemberitahuan lebih lanjut.
Contoh: Pabrik memesan suku cadang dari vendor untuk digunakan pada proyek tertentu yang akan dimulai tiga bulan ke depan.
Perbedaan antara Jenis PO
Setiap jenis PO memberikan fleksibilitas yang berbeda sesuai kebutuhan operasional perusahaan. Standard PO cocok untuk kebutuhan satu kali, sementara Blanket dan Standing PO lebih sesuai untuk pembelian berulang. Planned PO membantu perusahaan merencanakan pengadaan barang atau jasa dengan lebih terorganisir.
Penggunaan jenis PO yang tepat dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan pembelian, menjaga hubungan baik dengan pemasok, dan mengurangi risiko kesalahan dalam rantai pasok.
Fungsi dan Manfaat Purchase Order
Purchase Order (PO) tidak hanya berperan sebagai dokumen formal dalam proses transaksi antara pembeli dan pemasok, tetapi juga memiliki berbagai fungsi strategis yang dapat membantu operasional bisnis berjalan lebih efisien. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dan manfaat utama PO:
Fungsi Purchase Order
- Dokumentasi Transaksi Formal
PO berfungsi sebagai bukti resmi atas kesepakatan pembelian antara pembeli dan pemasok. Dokumen ini menghindarkan kedua belah pihak dari perselisihan terkait rincian transaksi, seperti harga, jumlah barang, atau jadwal pengiriman. - Kontrol Anggaran
Dengan menggunakan PO, perusahaan dapat melacak setiap pengeluaran dan memastikan semua pembelian sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan. Hal ini membantu dalam pengelolaan keuangan yang lebih baik. - Manajemen Persediaan
PO mempermudah perusahaan untuk memonitor barang yang telah dipesan dan yang masih dalam perjalanan. Dengan ini, perusahaan dapat mencegah kelebihan atau kekurangan stok, menjaga kelancaran rantai pasok. - Referensi untuk Audit dan Pelaporan
PO menyimpan data transaksi yang lengkap, sehingga dapat dijadikan referensi dalam proses audit internal maupun eksternal. Data ini juga membantu perusahaan membuat laporan keuangan yang akurat. - Peningkatan Hubungan dengan Pemasok
PO yang jelas dan terstruktur membantu pemasok memahami kebutuhan perusahaan dengan lebih baik, sehingga memperkuat hubungan kerja sama dan mengurangi potensi kesalahpahaman.
Manfaat Purchase Order
- Mengurangi Risiko Kesalahan
Dengan adanya dokumen PO, risiko kesalahan seperti pesanan ganda, jumlah yang salah, atau kesalahpahaman terkait harga dapat diminimalkan. Hal ini memberikan keamanan tambahan dalam proses pembelian. - Efisiensi dalam Proses Pembelian
Sistem PO yang terintegrasi dengan perangkat lunak ERP atau manajemen pembelian dapat mempercepat proses pengadaan barang, dari pencatatan hingga persetujuan. - Meningkatkan Transparansi
Semua detail transaksi terdokumentasi secara jelas, sehingga memudahkan pemantauan oleh pihak terkait dalam perusahaan, seperti tim keuangan atau manajer operasional. - Mendukung Perencanaan Jangka Panjang
Data dari PO dapat digunakan untuk menganalisis pola pembelian dan kebutuhan bisnis. Informasi ini berguna untuk membuat strategi pengadaan yang lebih efisien di masa depan. - Memastikan Kepatuhan pada Perjanjian Kontrak
PO membantu memastikan bahwa semua pihak mematuhi syarat dan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya, baik dalam hal harga maupun waktu pengiriman.
Elemen Penting dalam Purchase Order
Purchase Order (PO) memiliki elemen-elemen penting yang harus ada untuk memastikan dokumen tersebut dapat berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi dan kontrak formal antara pembeli dan pemasok. Berikut adalah elemen utama yang harus ada dalam PO:
1. Informasi Pembeli dan Pemasok
PO harus mencantumkan informasi detail tentang pembeli dan pemasok.
- Pembeli: Nama perusahaan, alamat, dan informasi kontak.
- Pemasok: Nama pemasok atau vendor, alamat, dan informasi kontak.
Informasi ini mempermudah identifikasi kedua pihak yang terlibat dalam transaksi.
2. Nomor Purchase Order
Nomor PO adalah kode unik yang berfungsi sebagai identifikasi dokumen tersebut. Nomor ini penting untuk melacak transaksi, mempermudah referensi dokumen, dan menghindari kebingungan dengan PO lain.
3. Tanggal Pembuatan dan Tanggal Pengiriman
- Tanggal Pembuatan: Menunjukkan kapan PO dibuat dan disahkan.
- Tanggal Pengiriman: Menentukan waktu pengiriman barang atau penyediaan jasa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
4. Detail Barang atau Jasa yang Dipesan
Elemen ini mencakup:
- Deskripsi barang atau jasa (misalnya, spesifikasi produk).
- Kuantitas barang atau unit jasa.
- Harga per unit.
- Total harga untuk setiap item.
5. Syarat Pembayaran
Dokumen ini harus mencantumkan metode dan waktu pembayaran, seperti pembayaran tunai, transfer bank, atau kredit dengan jangka waktu tertentu. Syarat ini memastikan transparansi dalam transaksi finansial.
6. Alamat Pengiriman
Alamat tujuan pengiriman barang perlu ditentukan dengan jelas untuk menghindari kesalahan pengiriman. Jika ada beberapa lokasi, semuanya harus dicatat secara rinci.
7. Syarat dan Ketentuan
- Kebijakan pengembalian barang.
- Hak dan kewajiban kedua belah pihak.
- Konsekuensi jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban.
Bagian ini penting untuk menjaga kepatuhan terhadap perjanjian yang telah disepakati.
8. Total Harga Keseluruhan
Total harga yang harus dibayar, termasuk pajak (jika berlaku) dan biaya tambahan lainnya, seperti ongkos kirim atau biaya penanganan.
9. Tanda Tangan atau Persetujuan
Dokumen ini perlu disahkan oleh pihak yang berwenang, baik dari pembeli maupun pemasok, untuk memberikan validitas hukum.
Proses Pembuatan Purchase Order
Pembuatan Purchase Order (PO) adalah langkah penting dalam proses pengadaan barang atau jasa. Proses ini melibatkan beberapa tahapan yang dirancang untuk memastikan transparansi, efisiensi, dan akurasi dalam transaksi antara pembeli dan pemasok. Berikut adalah tahapan utama dalam pembuatan PO:
1. Identifikasi Kebutuhan
Proses dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan barang atau jasa. Tim atau departemen terkait memberikan daftar spesifikasi atau jumlah barang yang dibutuhkan kepada tim pengadaan. Tahap ini memastikan barang atau jasa yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.
2. Pencarian dan Seleksi Pemasok
Setelah kebutuhan diidentifikasi, pembeli mencari pemasok yang sesuai. Seleksi pemasok dilakukan berdasarkan kriteria seperti harga, kualitas barang, waktu pengiriman, dan reputasi. Proses ini juga bisa melibatkan permintaan penawaran harga (Request for Quotation atau RFQ) dari beberapa pemasok.
3. Pembuatan Purchase Requisition
Tim pengadaan atau pemohon membuat purchase requisition (PR), yaitu permintaan internal untuk memesan barang atau jasa. PR ini berisi rincian kebutuhan yang nantinya disetujui oleh pihak yang berwenang, seperti manajer keuangan atau operasional.
4. Penyusunan Purchase Order
Setelah PR disetujui, tim pengadaan menyusun PO. Dokumen ini mencakup elemen penting seperti detail barang atau jasa, kuantitas, harga, alamat pengiriman, syarat pembayaran, dan tanggal pengiriman yang diharapkan.
5. Persetujuan Purchase Order
PO yang telah disusun perlu disetujui oleh pihak yang berwenang di perusahaan pembeli. Persetujuan ini biasanya dilakukan oleh manajer pengadaan atau tim keuangan untuk memastikan bahwa pembelian sesuai anggaran dan kebutuhan.
6. Pengiriman PO ke Pemasok
PO yang sudah disahkan dikirimkan kepada pemasok melalui email, sistem e-procurement, atau metode lainnya. Pemasok kemudian memverifikasi PO dan memberikan konfirmasi kesediaan untuk memenuhi pesanan.
7. Eksekusi Pesanan
Setelah PO dikonfirmasi, pemasok mulai memproses pesanan sesuai dengan spesifikasi yang ada di PO. Barang atau jasa dikirimkan ke alamat pengiriman sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
8. Penerimaan Barang atau Jasa
Tim pembeli memeriksa barang atau jasa yang diterima untuk memastikan kesesuaian dengan PO. Jika terdapat ketidaksesuaian, pembeli dapat mengajukan klaim kepada pemasok.
9. Pencatatan dan Dokumentasi
Semua PO yang dibuat dicatat dalam sistem pengadaan perusahaan untuk keperluan audit dan pelaporan. Dokumentasi ini juga penting untuk melacak pengeluaran dan melakukan evaluasi kinerja pemasok.
Otomasi dalam Pembuatan Purchase Order
Dengan kemajuan teknologi, banyak perusahaan kini menggunakan software ERP atau perangkat lunak manajemen pengadaan untuk mengotomatiskan proses pembuatan PO. Otomasi ini mempercepat proses, meminimalkan risiko kesalahan manusia, dan meningkatkan efisiensi pengelolaan pembelian. Proses yang terstruktur memastikan pembelian dilakukan dengan efektif, transparan, dan sesuai dengan anggaran perusahaan.
Tantangan dalam Implementasi Purchase Order
Implementasi Purchase Order (PO) di sebuah organisasi tidak selalu berjalan mulus. Meskipun PO memiliki banyak manfaat, seperti transparansi dan efisiensi, terdapat sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi keberhasilannya. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi:
1. Kurangnya Pemahaman atau Pelatihan Karyawan
Banyak organisasi menghadapi kendala karena karyawan tidak sepenuhnya memahami proses pembuatan dan penggunaan PO. Kurangnya pelatihan dapat menyebabkan kesalahan dalam pengisian dokumen, ketidakpatuhan terhadap prosedur, atau bahkan penolakan untuk menggunakan sistem baru.
2. Proses Manual yang Lambat dan Rentan Kesalahan
Proses pembuatan PO yang masih dilakukan secara manual dapat memakan waktu lama dan meningkatkan risiko kesalahan manusia, seperti salah memasukkan jumlah, harga, atau informasi pemasok. Hal ini tidak hanya menghambat efisiensi tetapi juga dapat menyebabkan perselisihan dengan pemasok.
3. Kurangnya Integrasi Sistem
Beberapa perusahaan mungkin tidak memiliki integrasi antara sistem pengadaan, keuangan, dan warehouse management. Ketidakterhubungan ini dapat menyebabkan duplikasi data, keterlambatan persetujuan, atau kesulitan melacak status PO.
4. Ketidakpatuhan terhadap Proses Standar
Dalam organisasi besar, sering kali ada tim atau individu yang melewati proses standar dengan melakukan pembelian langsung tanpa melalui prosedur PO. Ketidakpatuhan ini dapat menyebabkan pengeluaran yang tidak terkontrol dan kesulitan dalam pelaporan.
5. Keterlambatan dari Pemasok
Meskipun PO telah dikeluarkan dengan detail yang jelas, tantangan juga dapat datang dari pihak pemasok. Keterlambatan dalam konfirmasi PO atau pengiriman barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi dapat menghambat operasional perusahaan.
6. Masalah dalam Otomasi Sistem
Meskipun otomasi PO menawarkan banyak manfaat, implementasi sistem yang buruk dapat menjadi tantangan. Masalah seperti bug dalam perangkat lunak, ketidakcocokan dengan kebutuhan perusahaan, atau kurangnya dukungan teknis dapat menghambat adopsi sistem otomatis.
7. Biaya Implementasi Sistem
Untuk perusahaan kecil atau menengah, biaya untuk mengadopsi sistem ERP atau perangkat lunak manajemen pengadaan bisa menjadi hambatan. Investasi awal yang besar sering kali menjadi penghalang meskipun manfaat jangka panjangnya jelas.
8. Ketahanan terhadap Perubahan
Banyak perusahaan menghadapi resistensi internal dari karyawan atau manajemen yang merasa nyaman dengan proses pengadaan tradisional. Hal ini dapat memperlambat transisi ke sistem PO yang lebih efisien.
Cara Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan dapat:
- Memberikan pelatihan berkala kepada karyawan tentang proses PO.
- Mengadopsi sistem otomasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran perusahaan.
- Meningkatkan kolaborasi antara departemen untuk memastikan kepatuhan pada proses.
- Memilih pemasok yang andal dan memiliki rekam jejak yang baik.
- Melibatkan tim IT dalam pemilihan dan penerapan perangkat lunak, seperti software ERP atau software manufaktur di pabrik untuk menghindari masalah teknis.
Otomatisasi Purchase Order
Di era digital, banyak perusahaan telah beralih ke otomatisasi Purchase Order (PO) menggunakan perangkat lunak atau sistem berbasis cloud untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi. Otomatisasi PO menawarkan banyak keunggulan dibandingkan proses manual, mulai dari pengurangan kesalahan manusia hingga penghematan waktu. Berikut adalah pembahasan mendalam mengenai otomatisasi PO:
1. Apa Itu Otomatisasi Purchase Order?
Otomatisasi PO adalah penggunaan perangkat lunak atau sistem teknologi untuk membuat, mengelola, dan melacak PO secara otomatis. Sistem ini biasanya terintegrasi dengan perangkat lunak ERP atau sistem manajemen pengadaan, memungkinkan seluruh proses dari awal hingga akhir dilakukan secara digital.
2. Fitur Utama Otomatisasi PO
- Pembuatan PO Otomatis: PO dapat dibuat secara otomatis berdasarkan permintaan pembelian (purchase requisition) yang disetujui.
- Integrasi Sistem: Sistem otomatis terhubung dengan inventaris, keuangan, dan pemasok, memungkinkan sinkronisasi data secara real-time.
- Notifikasi dan Persetujuan Digital: Proses persetujuan dilakukan melalui notifikasi digital, sehingga lebih cepat dan efisien.
- Pelacakan Status PO: Status setiap PO dapat dilacak secara real-time, mulai dari pembuatan hingga penyelesaian.
- Analisis dan Laporan: Sistem menyediakan laporan analitik untuk membantu perusahaan memantau pola pembelian dan kinerja pemasok.
Otomatisasi Purchase Order
Di era digital, banyak perusahaan telah beralih ke otomatisasi Purchase Order (PO) menggunakan perangkat lunak atau sistem berbasis cloud untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi. Otomatisasi PO menawarkan banyak keunggulan dibandingkan proses manual, mulai dari pengurangan kesalahan manusia hingga penghematan waktu. Berikut adalah pembahasan mendalam mengenai otomatisasi PO:
1. Apa Itu Otomatisasi Purchase Order?
Otomatisasi PO adalah penggunaan perangkat lunak atau sistem teknologi untuk membuat, mengelola, dan melacak PO secara otomatis. Sistem ini biasanya terintegrasi dengan perangkat lunak ERP atau sistem manajemen pengadaan, memungkinkan seluruh proses dari awal hingga akhir dilakukan secara digital.
2. Fitur Utama Otomatisasi PO
- Pembuatan PO Otomatis: PO dapat dibuat secara otomatis berdasarkan permintaan pembelian (purchase requisition) yang disetujui.
- Integrasi Sistem: Sistem otomatis terhubung dengan inventaris, keuangan, dan pemasok, memungkinkan sinkronisasi data secara real-time.
- Notifikasi dan Persetujuan Digital: Proses persetujuan dilakukan melalui notifikasi digital, sehingga lebih cepat dan efisien.
- Pelacakan Status PO: Status setiap PO dapat dilacak secara real-time, mulai dari pembuatan hingga penyelesaian.
- Analisis dan Laporan: Sistem menyediakan laporan analitik untuk membantu perusahaan memantau pola pembelian dan kinerja pemasok.
3. Manfaat Otomatisasi Purchase Order
- Efisiensi Waktu dan Biaya: Otomatisasi mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan dan persetujuan PO, serta menghilangkan kebutuhan akan dokumen fisik.
- Minim Risiko Kesalahan: Data yang diinput otomatis dari sistem mengurangi kesalahan manusia seperti salah memasukkan angka atau detail barang.
- Meningkatkan Transparansi: Semua data transaksi tersimpan secara digital dan mudah diakses oleh pihak terkait.
- Pengendalian Anggaran yang Lebih Baik: Sistem ini memungkinkan pembatasan dan kontrol pengeluaran sesuai kebijakan perusahaan.
- Peningkatan Hubungan dengan Pemasok: Proses yang lebih cepat dan akurat menciptakan hubungan bisnis yang lebih baik dengan pemasok.
4. Tantangan dalam Implementasi Otomasi PO
- Biaya Awal yang Tinggi: Implementasi perangkat lunak membutuhkan investasi awal yang cukup besar, terutama untuk perusahaan kecil.
- Kurangnya Pengetahuan Teknologi: Karyawan mungkin memerlukan pelatihan tambahan untuk memahami sistem baru.
- Ketergantungan pada Teknologi: Gangguan pada perangkat lunak atau konektivitas internet dapat menghambat proses pengadaan.
5. Contoh Sistem Otomatisasi PO
Beberapa perangkat lunak yang mendukung otomatisasi PO antara lain:
- SAP Business One: Fokus pada manajemen pengadaan end-to-end.
- Acumatica: Platform ERP berbasis cloud yang menawarkan fitur otomatisasi pengadaan dengan integrasi penuh untuk berbagai fungsi bisnis, termasuk manajemen pengadaan, inventaris, dan keuangan.
- Oracle Procurement Cloud: Menyediakan otomatisasi pembelian yang terintegrasi dengan modul ERP lainnya.
- Zoho Inventory: Pilihan untuk bisnis kecil dan menengah dengan fitur otomatisasi pengadaan yang sederhana.
Dengan solusi seperti ini, perusahaan dapat mengotomatisasi proses pengadaan dari awal hingga akhir, yang meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kesalahan.
Kesimpulan
Purchase Order (PO) adalah komponen penting dalam pengelolaan pengadaan barang dan jasa di setiap organisasi. PO membantu memastikan proses pembelian yang lebih terstruktur, transparan, dan efisien, sambil memberikan manfaat berupa pengendalian anggaran, efisiensi waktu, dan peningkatan hubungan dengan pemasok. Namun, implementasi PO juga memiliki tantangan, terutama dalam hal kesalahan manual dan integrasi sistem.
Otomatisasi PO dengan menggunakan perangkat lunak seperti SAP Business One atau Acumatica memberikan solusi untuk mengatasi tantangan tersebut. Sistem otomatis ini mengurangi kesalahan manusia, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan proses pengadaan secara keseluruhan.
Jika Anda ingin mempermudah pengelolaan purchase order dan meningkatkan efisiensi operasional bisnis Anda, coba demo Software ERP dari Think Tank Solusindo. Dengan solusi yang dirancang untuk otomatisasi pengadaan, Anda dapat merasakan manfaat dari sistem yang lebih cepat, tepat, dan terintegrasi untuk mendukung perkembangan bisnis Anda.
Hubungi tim konsultan Think Tank Solusindo via WhatsApp atau e-mail untuk mengatur jadwal demo gratis software ERP-nya sekarang juga!